Welcome

Welcome

Kamis, 25 Desember 2014

Can't

Aku punya segudang kata di dalam sini *menunjuk kepala . A lot. Tapi rasanya sangatlah sukar untuk mengungkapkannya lewat sebuah tulisan.

Apa yang ada di pikiran aku belum tentu bisa aku ungkapkan dengan manis. Dan belum tentu bisa juga diungkapkan untuk menjadi serangkaian kata yang kelak menjadi kalimat yang bermakna dan kuharap bisa berguna kelak.

Setiap kata yang terlontar dari pikiranku ke dalam mesin pengetik ini, bukanlah sekedar kata yang begitu saja keluar karena keinginan untuk mengisi kekosongan waktu dan bukan pula untuk memberikan informasi bagi para khalayak. Apa itu pun aku belum tahu pasti.

Mungkin aku akan pergi beberapa detik untuk mencari inspirasi, keluar dari kotak ini..
1..
2..
3..
4..
5.. 6.. 7.. 8.. 9.. 10.. 11.. 12.. 13.. 14.. 15.. 16.. 17..

B e l u m d a p a t …

Haaaaha
Bisa kau rasakan bagaimana rasanya kau memendam sesuatu yang ingin kau ungkapkan tetapi tak bisa kau ungkapkan !! Ini yang saya rasakan sekarang.

Kamis, 11 Desember 2014

Tuan, Izinkan Aku Mencintaimu Sebagai Saudara....

Hai Tuan, apa kabar?
Sepertinya sudah lama ya kita tidak berjumpa. Ah, tidak, bukan lama tak berjumpa, hanya sudah lama kita tidak berkomunikasi. Komunikasi, iya, komunikasi, tentang apapun, tentang segala hal. Setahuku dulu kita tidak pernah kehabisan topik pembicaraan, bahkan hal sepele pun bisa jadi bahan obrolan.

Tuan, kau ingat? Saat itu kita berkomunikasi lagi, iya dulu sebelum begini. Yah, walau hanya sekedar lewat chatting, tapi ternyata memang sudah lama sekali kita tidak berbicara. Berawal dari obrolan santai, dibumbui dengan candaan garing, lalu kemudian pembicaraan sedikit serius, setelah itu obrolan kembali menjadi tidak karuan, dan berakhir begitu saja. Masih sama seperti dulu, kau pergi tanpa pamit. Off tiba-tiba, menghilang begitu saja.

Hei Tuan, saat itu tiba-tiba tulisanku stuck ketika terdengar bunyi notifikasi di facebookku. Ternyata kau online lagi dan membalas pesanku. Tulisanku terhenti karena bingung harus menulis apa lagi. Tuan, kadang aku bingung, dan ini bukan terjadi yang pertama kali. Berkali-kali kita melewati masa "kosong". Kita seperti menghilang, tanpa ada berita, tanpa ada cerita. Kita tak saling bertegur sapa, seperti hilang begitu saja, seperti tak saling mengenal satu sama lain. Tapi kemudian, entah apa, entah siapa yang memulai, dan entah kenapa, ketika tersadar ternyata kita sedang berkomunikasi... Berkali-kali kita berusaha pergi, dan berkali-kali kembali lagi... Ah, Tuan, itu hanya perasaanku saja, atau kau juga merasakannya?

Tuan, aku mengutip lagu salah satu grup band Indonesia, "Seseorang di sana telah memilikimu... Aku kan berdosa bila merindukanmu..." Tapi apakah salah jika memang aku merindukanmu? Hanya sekedar merindukanmu, bukan untuk memilikimu, tak lagi terlintas di benakku untuk memilikimu, Tuan... Tidak lagi. Ini murni hanya rindu, rindu masa-masa dulu, ketika aku masih begitu terobsesi denganmu. Iya, dulu kau menyebutku hanya terobsesi denganmu. Kau tak paham rasa itu, Tuan, karena mungkin kau tak merasakannya.

Tuan, di seberang lautan sana ada hati yang menaruh harapannya padamu. Aku tak mengenalnya, tapi kurasa kau sangat mengenalnya. Dia mengikat hatinya padamu, dan mungkin kau pun menaruh besar harapan padanya. Kuharap kali ini memang benar adanya. Kuharap kau tidak mempermainkannya. Meski ada sedikit rasa kecewaku padamu, tapi ini tak sesakit dulu. Aku mendoakan yang terbaik untukmu Tuan, semoga kau dan dia bahagia selalu.

Tuan, yang perlu kau tahu, sampai sekarang masih terekam jelas cerita kita yang telah lalu. Entah, mungkin kau tak lagi mengingatnya. Tapi bagiku, itu adalah salah satu komponen penyusun sejarahku, secuil cerita yang akan rancu bila dibuang begitu saja. Jadi, akan tetap kusimpan dengan rapi di hati kecil yang sudah tidak berbentuk ini.

Tuan, aku salut padamu, kau tidak membenciku, kau juga tidak menjauhi aku. Sikapmu padaku masih sama seperti dulu, seperti tidak terjadi apa-apa, masih biasa-biasa saja. Jadi, kalau demikian adanya, buat apa aku yang harus merasa gelisah? Sepertinya kau nyaman kita begini. Sepertinya lebih baik kalau kita tetap begini. Begini lebih bebas, begini lebih tak terbatas. Begini, kita bisa seperti saudara, bisa lebih terbuka apa adanya. Dulu memang kau membuatku jatuh cinta, tapi sepertinya kini cintanya berbeda. Tuan, kini izinkan aku mencintaimu sebagai saudara. Ajari aku mencintaimu sebagai salah satu bagian dari keluarga...

Tuan, tanpa terasa sudah banyak yang kutulis tentangmu selama ini. Ini spontanitas, Tuan. Tidak ada yang dilebih-lebihkan. Aku hanya menuliskan apa yang aku rasakan. Maaf kalau kau risih, tapi ini hanyalah ungkapan hati. Ungkapan hati yang hanya bisa kutahan bila sudah berhadapan denganmu...


dari aku
yang diam-diam masih mengingatmu....

Senin, 01 Desember 2014

Sadarlah, Fin...

Aku bertemu dengannya tanpa disengaja. Lewat dunia maya. Aku mengenal dia, perlahan.
Hingga kini aku sadar, kejujuran bukanlah selamanya jalan terbaik dalam menilai seseorang.
Jujur tak benar-benar memulihkan.
Delapan bulan aku dipermainkan—mungkin saja lebih. Dibohongi. Diperdaya. Shit!

Padahal, delapan bulan—saat itu, aku benar-benar tulus. Terlebih untuk menerima segala kepalsuan yang kuanggap nyata dan entah itu seandainya nyata ataupun (walau ternyata) tidak sudahlah pasti perih rasanya. Oke, ini mulai terdengar rumit.
Hingga kini, aku tidak dapat memaafkan kepolosanku saat itu.
Ketika kamu berpikir terlalu positif dalam menilai seseorang, kau harus siap dengan rasa sakit yang sangat ketika dihadapi dengan kenyataan tengah diperdayai.
Mungkin hatiku masih terlalu lemah, hingga ia terlalu bodoh untuk memberikan kesempatan terus menerus pada pendusta.
Pernah ku merasa terlalu cepat mengenalnya. Sampai aku benar-benar takut untuk tenggelam lebih dalam dan dalam.. ah, toh dia sulit sekali mengenalku. Benar-benar mengenalku! Aku bodoh karena takut bertaruh sakit lagi. Karena seseorang berkata padaku, ketika cinta itu datang dengah cepat, ia juga akan pergi dengan cepat. Aku berpikir, aku sedang di luar lingkaran sekarang.
Ini yang kedua kalinya, (berusaha) mencintai orang yang sama walau dengan cara yang berbeda. Sepuluh kali sudah pengulangan tanggal sebelas itu. Aku masih saja menahan. Walau angin kian kencang. Semakin kencang..
Baiklah, walau sangat ingin aku ungkapkan.. aku hanya ingin diam.
Aku adalah seseorang yang selalu ingin menulis—di tiap merasa. Aku—dulunya, tak akan segan. Mengasihi cintaku melalui puisi. Karena sebenarnya aku memang suka menyanjung apapun yang ku suka. Dan akhirnya seperti itu, sama seperti yang dulu, membuatku dihempas. Ah, lucu.. bodohku.
Ada tawa mereka di balik itu—aku tahu, rasa iba yang merendahkan.
Dan aku tidak akan mengulanginya.
Apa aku pernah bercerita? Sangat sulit untukku mencintai. Benar-benar mencintai! Terlebih setelah disakiti. Terlebih lagi mencintai (lagi) orang yang telah menyakitiku. Huft
Aku tak suka perubahan. Maka aku tak percaya adanya perubahan. Tapi aku percaya perkembangan, ya itu berbeda.
Sekali aku dibohongi. Aku akan sangat sulit untuk percaya. Maaf. Tapi itu memang begitu. Jika tidak terlihat begitu, percayalah.. ada ribuan kecurigaan di otakku.
Tapi untuk memaafkan, tenang saja. Aku selalu tulus melakukannya. Dan ini kerap kali mereka manfaatkan. Aku memang tak bisa bertahan lama, untuk marah. Dendam? Mungkin iya.
Jadi, aku katakan, sulit sekali rasanya menjalani yang kedua ini. Walau tak lama lagi setahun. Semakin banyak kata-kata manis, aku malah menjadi curiga. Semakin aku diperhatikan, aku malah tak percaya. Dan ketika ia mulai menjauh, aku benar-benar merasa bodoh.
Apa aku salah lagi, Tuhan?
Hhmm..
Walau tak dapat dielakkan, aku adalah seseorang yang selalu berharap. Aku selalu menyakiti diriku dengan menimbun tiap harap.
Tapi kini, bolehkah aku berharap sekali saja, wahai hatiku?
Baiklah. Mungkin ini bukan yang pertama. Dan sangat bisa akan ada yang berikutnya lagi. Tapi, aku ingin berharap sekali lagi dengannya, dan aku berjanji ini yang terakhir. Dan jika ini gagal, aku tak akan kembali. Aku akan benar-benar pergi. Maafkan aku hatiku. Mungkin tegarmu tak sekuat logikaku, tapi izinkan aku sekali ini saja. Mencintainya tanpa syarat.
Baiklah, silakan bertanya. Dimana harga diri?
Huft
Hanya saja, terlalu naïf bagiku untuk tidak mengatakan telah mencintainya. Benar-benar terperangkap. Ini menyiksa. Dan pabila ia melakukannya lagi, menyakitiku seperti itu. Aku harus menerima, bahwa cinta sakit itu, yang selalu ku cari. Bahwa cinta adalah dia. Yang membatasi cintaku pada lelaki lain. Karena adalah dia, seseorang yang selalu aku pikirkan, dan membuatku merasa ajaib ketika memikirkannya seketika itu handphoneku berbunyi mengabarkan dia. Bahwa hanya dia yang (berusaha) selalu ada, walau terkadang tak mengerti, namun hanya dia yang benar-benar ingin aku tujukan segala kondisiku. Walau sekarang dia menjauh, dan aku merasa itu wajar saja. Aku sangat siap.
Karena rasa sesalnya, dia bersabar atas aku. Atas rasa bersalahnya, ia menghargai aku.
Dan mungkin aku telah tertipu lagi karena kini berpikir bahwa hanya dia yang rela melakukan apapun untukku, karena mencintaiku.
Sadarlah, Fin..

Sabtu, 22 November 2014

Aku + Kamu = bukan (Kita)

Aku juga mau bisa twitteran sama kamu, candaan sama kamu, tiduran dibahu kamu tanpa harus merasa awkward. Aku pengen semuanya normal gak ditutupin gini, aku sayang kamu loh, sayang banget, harus berapa kali aku ungkapin perasaan aku?

Klimaksnya galau ya jam segini, jam jam kentang gini. Pas semua orang di RU lagi sayang-sayangan sama pacarnya, yang ditwitter lagi mention-mentionan sama someone specialnya. Nah aku? Aku engga, cuma bisa bolak balik stalk twitter kamu, mantengin RU, pengen jadi orang pertama yang tau status kamu. Dan hasilnya nihil. Yang ada kamu malah twitteran sama cewek lain, status gak muncul-muncul yang adala malah ‘blablabla’s’. Nama cewek yang kamu sayang, bukan aku.

Aku kangen kamu. Kangen banget. Kangen pas kamu manggil aku sayang. Treat me like a princess. I miss those moments. Kangen pas aku masih bisa natap kamu, kangen kamu yang selalu mau dengerin curhatku, kangen pas aku masih bisa mentionan sama kamu di Twitter, kangen pas aku masih bisa koment-komentnan distatus FB, kangen pas aku masih bisa ngerasain milikin hati kamu walau untuk sementara. Bukan selamanya…

Aku bener-bener down sekarang. Aku butuh kamu. Aku kangen kamu. Aku pengen peluk kamu lagi, pengen banget. Aku pengen kamu ada disamping aku sekarang juga. Aku pengen denger suara kamu. Aku pengen dijagain sama kamu. Aku pengen jadi orang pertama yang kasih kamu obat waktu kamu sakit. Aku pengen ada kamu pas aku mau nutup mata dan kembali buka mata buat esoknya. Aku mau kamu. Cuma kamu.

Mungkin kamu bisa bilang aku egois. Tapi aku egois karena aku takut bakal ada orang yang bisa lebih bahagiain kamu dibanding aku. Aku takut kamu bakal pergi jauh banget karena jujur ya sekarang kamu udah jauh banget. Aku tau aku bukan siapa-siapa kamu dari awal, kita cuma temen yang saling sayang tapi buatku kamu lebih dari sekedar temen, lebih mendekati pacar yang gak bakal pernah bisa aku miliki seutuhnya karena dari awal kamu udah terikat sama dia. 

Perasaan ini bener-bener bikin aku gila. Benerbener bikin aku ga bisa mikir jernih tentang apa yang sebenernya aku lakuin sekarang. Kamu udah kaya racun yang berhasil ngeracunin hati dan otak aku. Sekarang semua hal serba kamu, kamu, kamu dan kamu. Tapi aku yakin, dikamu gak pernah ada aku. Walau cuma sepintas. Iyakan?? :’) 

Kalaupun kata ‘kita’ gak akan pernah ada diantara kamu dan aku. Seharusnya dari awal kamu gak buat aku berharap dalam dan gantungin semua rasa cinta aku ke kamu. Tapi dari awal kamu buat kata ‘kita’ itu bakalan terwujud diantara kamu dan aku.


Kamu itu kaya embun, aku bisa liat kamu, aku bisa nyentuh kamu tapi seketika aku sentuh kamu, kamu hilang, mengering dan pergi.

Sampai sekarang aku masih sering nanya ke diri sendiri, apakah kamu pantes buat aku tangisin tiap malem? Apakah kamu pantes buat aku miliki? Apakah kamu pantes buat direbutin? Apa kamu sayang aku sebesar aku sayang kamu? I can totally answer that, no, you will never love me as much as i do.


‘masih banyak ikan dilaut’ kata-kata yang mudah banget diucapin tapi susah banget buat aku terapin di kehidupan aku. Yaaa, kamu, kamu salah satu dari ribuan ikan itu. Aku disuruh cari ikan lain selain kamu. Gak bisa, aku ngerasa kata werewolf yang bisa buat sejenis ikatan bathin ke orang yang bakal dia jaga dan aku ngerasain al sekuat itu dikamu, iya kamu yang nyakitin aku.

You make the word ‘us’ is so special because it seems like going to be happen between you and i but the fact is only 0,0001% that the word will happen between you and i. I am already lose before the battle begin. Im a loser and a coward because im too afraid to ask the clear thing about you and me. Stupid me hahahahahahahaha

Sabtu, 15 November 2014

Kenapa aku selalu salah, Ma?

Dear mama,
 
Sebenarnya aku tidak  mau menulis semua ini di sini, aku lelah dengan semua ini, aku hanya ingin diam. Aku tidak punya seorang pun yang bisa kuajak curhat panjang lebar mengenai perasaan di dalam hatiku. Bukan karena aku tidak punya teman, tetapi karena sifatku yang tertutup, aku merasa tidak nyaman bila aku harus bercerita pada orang lain dengan detail apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, tentang pendapatku, atau bahkan tentang penilaianku pada orang lain. Aku lebih suka menyimpan segalanya sendiri. Aku juga tidak suka mengumbar kejelekan-kejelekan/aib keluarga sendiri pada orang lain. Rasanya sakit dan tertekan bila harus membicarakan keburukan keluarga di hadapan orang lain. Itu seperti menelanjangi diri sendiri kan, ma? Tetapi mengapa mama dengan mudahnya mengumbar dan menceritakan segala hal buruk hingga sedetail-detailnya pada orang lain. Mama tega menjelek-jelekkan anak sendiri di depan orang lain. Ohh, sakit hatiku mendengar itu semua. Rasanya semua anak di dunia ini tidak mengharapkan akan dijelek-jelekkan oleh orang tuanya sendiri, apalagi di hadapan orang lain. Seburuk-buruknya seorang anak tentulah orang tua akan selalu menyayangi, memuji, dan bangga pada anaknya. Tapi tidak dengan yang terjadi padaku. 

Sebelumnya aku minta maaf karena selama hidupku belum pernah sekalipun aku memberikan sesuatu yang berarti untuk membalas semua pengorbanan mama dalam melahirkan dan membesarkan aku. Bahkan aku selalu mengecewakan dan membebani mama. Aku adalah anak yang paling tidak berguna diantara adik-adikku, ya kan, ma. Aku adalah anak yang paling tidak berharga di mata mama. Mungkin memandangku saja mama muak. Tapi aku menyayangi mama, aku mencintai mama. Walau seperti apapun mama memperlakukan aku, aku tetap menyayangi mama. Aku tidak bisa memilih sendiri orang tuaku kan, ma. Aku juga tidak bisa meminta untuk tidak dilahirkan ke dunia ini kan, ma. Toh, sesusah-susahnya hidupku, sesengsara-sengsaranya hidupku aku tetap harus menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku. Aku tetaplah anak yang mama lahirkan, aku tetap anak yang mama besarkan, aku tetap kakak dari adik-adikku, ya kan, ma.

Ma, selama ini aku selalu diam. Mama marah denganku, aku diam. Mama menjelek-jelekkan aku ke seluruh dunia pun aku diam. Mama selalu tidak  menghargai apapun yang kulakukan aku diam. Mama menginjak-injak harga diriku aku diam. Mama memandangku dengan sebelah mata aku diam. Mama melecehkan akupun aku diam. Aku diam karena aku menyadari bahwa posisiku sebagai anak yang tidak bisa membantah pada orang tua. Aku tidak boleh melawan pada orang tuaku. Tetapi dalam hatiku aku menangis. Aku merasa sedih sekali. Aku sedih kenapa aku tidak berguna untuk mama, aku sedih karena aku selalu membuat mama susah, aku sedih kenapa aku dilahirkan ke dunia ini kalau aku hanya membuat mamaku susah. Pernah aku menyesal telah lahir ke dunia, pernah aku menyesal menjadi anak mama. Pernah aku menyesal karena aku HIDUP! Aku pernah SELALU INGIN MATI!

Kini ketika aku melewati masa-masa remajaku, ku akui aku selalu membantah dan melawan perkataan dan nasehat mama. Aku selalu menjawab setiap mama memarahi aku. Tetapi dengan berjalannya waktu aku semakin mengerti kata-kata mama. “Bila dimarahi aku harus diam, bila dinasehati aku harus diam, apapun perkataan orang tua, salah atau benar orang tua aku harus diam, tidak boleh membantah atau menjawab”. Dan semakin aku besar aku menerapkan semua itu kan, ma. Aku selalu diam, mau apapun yang mama lakukan padaku, salah atau benar aku selalu diam kan, ma. Malah adik-adikku hingga kini yang selalu membantah setiap dinasehati oleh mama. Mereka selalu melawan perkataan mama. Tetapi…kenapa tetap aku selalu salah di mata mama?

-INDAH-

Sabtu, 08 November 2014

Aku Kangen & Butuh Kamu Sayang

Apa kamu lupa sayang? Aku sayang kamu, masih sayang banget sama kamu.. Baik-baik ya sayang sama dia, jangan nakal, jangan mainin dia, kan kamu sendiri yang milih dia... Jadi jangan sia-siain dia ya sayangku {}

Sayang, Kenyas, Gendut, Miring.... Boleh ya aku kangenin kalian, boleh ya? Plis.. Aku kangen sama kalian, aku sayang sama kamu dan kalian. Aku tau sayang kamu nggak lagi disini, kamu bukan buat aku, kamu uda bahagia sama dia, tapi bolehkan aku inget tentang kita yang dulu...


Sayang kamu udah makan belum? Udah sholat belum? Jangan lupa sholat ya sayang, jaga kesehatan, jangan suka tidur malem-malem nggak baik buat kesehatanmu... Sayang apa ini yang kamu rasain dulu say? Sayang maafin aku yah dulu pernah giniin kamu, Sayang aku tahu sekarang sakitnya.. Sayang aku minta maaf :'(

Sayang ternyata seneng yah kalo tahu seseorang buat status itu khusus buat satu orang, sayang makasih ya selalu buat status buat aku.. Walaupun itu dulu aku seneeeeeeeng banget bisa baca dan kenang itu saat ini. Aku tahu sekarang statusmu bukan lagi untukku, sakit say.. Sakit banget, tapi aku bisa apa? Aku pernah sakitin kamu lebih parah dari ini mungkin. Sayang maafin aku, maafin aku say. Sayang boleh ya aku inget-inget dan kenang kita yang dulu, boleh ya sayang...

Sayang sakit ya rasanya berdiri, jalan, bahkan berlari tanpa kamu di samping aku, sakit ya say...Sayang aku rindu waktu kamu ingetin aku buat belajar, istirahat, fokus UN, offline facebook, dan lainnya.. aku kangen kamu...

Sayang kamu bahagia kan sama dia? Sayang kamu senengkan sama dia? Sayang dia lebih baik kan dari aku? Sayang terus senyum ya, aku nggak mau lagi kamu nangis... Cukup aku yang buat kamu sengsara.


Sayang kalau aku nggak bisa tanpa kamu, aku harus gimana? Sayang aku harus lakuin apa biar aku bisa kuat tanpa kamu? Sayang aku capek berakting tegar... Sayang apa bahumu masih untukku? Atau sudah bukan lagi? Sayang apa aku kau perbolehkan untuk menaruh kepala ini di bahu itu? Aku lelah berdiri sendiri tanpamu, aku lelah berjalan dan hadapi semua ini sendiri. Aku lelah sayang...

Sayang kamu harus janji satu hal ke aku.. Kamu harus sukses dan jadi seorang dokter yah, seperti cita-citamu say.. Aamiin.... Sayang aku sayang kamu, aku sayang kamu sayang sayang dan selalu sayang kamu...

Apa kamu inget aku disini? Sayang maaf aku lancang harusnya aku tahu kamu sudah bersama yang lain, yang lebih baik dari aku. Maaf aku masih terlalu mengharapkanmu, maaf aku masih sayang dan menaruh harapan itu..


Sayang ini nggak mudah buat aku, semua ini nggak mudah say.. Aku butuh kamu, tapi kamu bahagia dengannya. Ya mungkin ini karma ku...


Aku sayang kamu, aku masih disini menunggumu pulang.. Temukan jalan pulang ya sayang, aku  bantu kamu dengan doa..

Tapi sayang... Kalau memang kamu lebih bahagia dengan dia, aku yang akan terima, aku akan mencoba berdiri, berjalan, dan berlari tetap bersamamu disini, di hatiku.

Tersenyumlah sayang, aku ikhlas dengan semua ini.. maaf kasar, aku hanya berharap kamu berfikir aku baik-baik saja..

Bahagialah dengannya, meski aku akan terluka aku mendukung kebahagiaanmu. Kamu selalu pantas untuk bahagia. Dan kamu selalu dapatkan tempat disini.. Di hatiku.

Jumat, 07 November 2014

Remidi oh remidi


Remidi, remidi, kamu beken banget sih.

Pagi ini sebelum aku menghadap laptop, ngerjain soal matematika dulu.  Aku keinget besok aku ada remidi biologi, buru-buru deh aku nyelesaiin PR Matematika dan meninggalkan laptopku sebentar..hhe

Dulu aku sering meratapi nasib, kok ya aku langganan remidi sih? Dulu waktu SD  nggak pernah, SMP..sering.ckckck. merasa aku ini kok ya bodo banget....padahal temen-temen yang senasib banyak. Tapi, orang-orang bijak berkata, remidi itu bukan berarti kamu bodoh, itu menandakan kamu perlu belajar lagi, biar lebih mudeng…SETUJU. Prinsip itu aku genggam terus walaupun aku kadang galau kalau remidi…apalagi lihat temen yang nggak. kayaknya aku juga udah belajar, tapi kok nilainya masih dibawah KKM…

Remidi bukan sesuatu yang buruk. Satu hal yang baru saja aku pikirkan dan itu sebuah hikmah, kenapa kok nilaiku bisa jelek gitu? Kalau di rumah latihan soal bisa-bisa aja tuh. Gimana nggak, my room is my heaven. Aku sangat nyaman belajar di kamar, ngerjain soal, plus nggak dikejar-kejar waktu. Nah, kalau pas ujian, aku sering banget gugup dan panikan, apalagi kalau kalau jawabannya nggak ketemu-ketemu. Mendadak blank, rumusnya rontok. Padahal soalnya sebenernya bisa aku kerjain. Tadi, aku ngerjain soal yang kemarin aku pikir ribet..ternyata simple dan cuma memakan waktu 1 menit karena aku rileks…waaaa..nyesel berat. Coba kalau soal itu bener, minimal nialaiku bisa pas KKM.  Bener kata temen aku, “aku usahain selain teliti, nggak panic.” So, besok kalau ujian, TO, atau semacamnya, akan kucoba buat lebih rileks. Bisa nggak ya aku kaya ngerasa ngerjain di kamarku? Semoga. Yep, teori yang oke, tinggal aku harus mempraktekkan. Doakan saya teman.

Ada lagi. Kemarin aku habis curhat sama temenku yang lagi sedih juga gara-gara remidinya banyak. Walaupun sedih, dia masih bilang ginil “kadang aku ngedong kalau habis remidi.” Walaupun ulangan sudah berlalu, nggak apa-apa kan ngedong setelah remidi. Ilmu kan dipakai nggak cuma pas ulangan.

Terus, hikmah yang lain apa ya? seperti yang udah aku ceritain, solidaritas. Hehehe…remidi kan bikin rame. Meningkatkan kekompakan anak-anak kelas. yang pinter ngajari yang belum ngerti.

Sensasi remidi itu seru. Nggak remidi, nggak gaul. Itu seni dari anak sekolahan,walaupun buat guru sebel. Tapi kan jadi punya cerita, ya nggak? Besok kalau udah sukses dan ada reuni, ada  cerita,” ini kan waktu kita remidi seangkatan..ya kan,kamu dulu gini..aku gitu….” 

Remidi nggak jelek kok, tapi  kita tetep harus berusaha maksimal biar nilainya tuntas loh. Nah kalau ternyata remidi, ya seperti aku bilang, hanya perlu belajar lagi…aku bilang begitu bukan berarti udah nggak galauan, tapi menenangkan dan menasehati diri sendiri. :P 

Semangat teman, kita pasti bisa kok.

Kamis, 06 November 2014

Oh~ Bahasa Indonesia...

Aku lahir dan besar di Indonesia. Kata pertama yang ku-ucapkan dalam hidup pun berbahasa Indonesia. Dan sampai sekarang aku terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. 

Aku percaya pada ucapan orang-orang besar, jika tidak ada orang bodoh di dunia ini. Aku percaya itu, walau pun aku sering mempertanyakan kebenaran atas ucapan penuh makna itu.

Sejak SD  hingga sekarang aku terbiasa dengan pelajaran bahasa indonesia. Dan semua guru yang mengajariku bahasa indonesia, termasuk guru favorit diantara para pelajar, termasuk diriku.

Aku menyukai sastra. Aku suka membaca dan aku pun suka menulis. Dan semua itu menggunakan bahasa Indonesia. Bukankah aku dekat dan bisa dibilang suka terhadap bahasa indonesia?

Tapi sayang, kisah baik belum pernah ada diantara aku dan bahasa indonesia. Dulu di masa SD, diantara ketiga mapel UN, nilai terjelek selalu dipegang bahasa Indonesia. Begitu juga saat pelajaran biasa aku di SMP.

Hingga kini, aku bersekolah di SMP Negeri 3 Kebumen. Takdir buruk selalu mengikutiku dan menjadi penengah antara aku dan bahasa Indonesia. Setiap ulangan bahasa Indonesia sudah jelas aku ada dalam daftar anak-anak yang remidi.

Jika diingat-ingat, aku selalu mengumpulkan tugas bahasa Indonesia, bahkan terkadang aku orang pertama yang mengumpulkan tugas. Aku selalu bersemangat ketika guru meminta menulis puisi, artikel, paragraf atau apa pun itu.

Tetapi karna kehadiran takdir buruk itu, nilaiku tidak pernah lolos rata-rata. Pernah sekali aku tidak ikut remidi bahasa Indonesia, dan itu kali pertamanya ketika aku di SMP. Ketidak-remidian-ku bukan diakibatkan takdir baik, tapi karna aku dan kelompok madingku menang lomba.

Tetapi takdir buruk itu tidak pernah mematahkan rasa suka-ku terhadap sastra. Bukan berarti aku hanya pasrah atas kehadiran takdir buruk itu. Setidaknya aku pernah berusaha dan akan terus berusaha.

Selasa, 04 November 2014

Sujudku di Sepertiga Malam

Terkadang aku merasa pesimis menghadapi tantangan di depan mataku. Saat melewati fase ini pikiranku hanya terfokus bagaimana agar rintangan ini dapat aku lalui dengan selamat. Aku tidak lagi pusing memikirkan hasil yang harus aku peroleh. Aku hanya ingin pikiranku dapat kembali tenang setelah beberapa waktu lamanya tidak bisa kuistirahatkan karena memikirkan permasalahan ini. Kurebahkan tubuhku sekedar melupakannya. Namun ketika aku bangun di pagi hari permasalahan itu kembali terngiang-ngiang di pikiranku. Rasanya pikiranku sudah mentok untuk mencari jalan keluar.

Kucoba memohon dan berdoa kepada Allah disetiap sholatku. Namun tak kunjung aku dapatkan penyelesaiannya. Aku frustasi dan menganggap Allah tidak adil memberiku kemampuan yang sangat terbatas dibandingkan orang lain. Namun hal itu justru membuatku semakin frustasi. Perlahan-lahan aku mencoba untuk mendekati Allah di sepertiga malam. Aku memohon ketenangan di dalam hati agar aku dapat menerima petunjukNya. Kulakukan pendekatan ini lebih banyak dan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya yang telah kulewati. Aku merasa semakin menikmati waktu-waktu sepertiga malam. Sebelum aku mulai memikirkan permasalahanku kusempatkan untuk bersujud dan menyebut namaNya yang terasa indah di hatiku.

Tak pernah aku duga, tiba-tiba saja ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya terasa mencekik leherku. Kutelusuri jalan itu hingga akhirnya akupun menyelesaikannya. Ya Allah, syukurku hanya terucap untukMu. Engkau tidak pernah membiarkan umatMu sendiri dalam menghadapi permasalahannya selama mereka memohon pertolongan dariMu.

Saat ini rasanya ada yang kurang kalau aku tidak sempat bangun di sepertiga malam untuk mengucapkan namaNya dan bersujud kepadaNya. Alhamdulillah, Allah hampir selalu memenuhi permintaanku. Ya Rahman Ya Rahim

Minggu, 26 Oktober 2014

I Want to Say

Dear You,

Hai ._. Masih inget aku? Masih inget orang yang pernah deket sama kamu sepuluh bulan terakhir ini? Masih inget juga kan sama yang udah nyakitin perasaan kamu dulu?

Aku… Cuma mau minta maaf dan aku nyesel pernah ngomong kasar sampe kamu sakit hati. Jujur aku ga maksud nyakitin kamu, aku juga ga pernah maksud pengen jauh dari kamu. Emang beberapa bulan lalu aku keliatan banget menghindar dari kamu, keliatan membencimu. Tapi sumpah, tiap aku ngelakuin hal jahat itu aku ngerasa sakit sendiri. Aku nyuekin kamu, tapi aku sendiri yang ngerasa dicuekin, aku nyakitin kamu, tapi aku sendiri yang ngerasa sakitnya.

Dan kamu tau ga kenapa aku ngelakuin itu semua padahal aku sendiri ga suka? Kamu pernah denger ga cerita antara dua sahabat yang udah terlalu deket dan saking deketnya tumbuh perasaan lain di antara mereka? Aku ga pengen itu terjadi sama aku. Aku sendiri pernah ngalamin hal itu sama sahabatku di SD, haha aku ga mau itu terulang lagi.

Tapi usaha yang aku lakuin sia-sia, yang udah aku lakuin justru bikin perasaan itu tumbuh. Awalnya cuma rasa kangen aja. Lama-lama rasanya beda.

Akhirnya aku sadar, aku nyesel udah salah menyikapi ketakutanku. Saat aku pengen lagi sayang-sayangnya sama kamu, kamu mungkin udah menyayangi yang lain. Ga jarang aku envy liat temen-temen baru kamu yang kayaknya lebih bisa bikin kamu bahagia dan tertawa lepas.

Pandangan aku ke kamu juga sekarang udah lain, begitu juga kamu. Kita udah saling canggung, beda kayak waktu dulu. Ketika kita papasan di jalan pun rasanya cangguuuung banget mau nyapa. Kamu dingin.

Banyak banget hal yang pengen aku ceritain sama kamu, tapi sekedar berkata “hai” aja aku susaaaah banget. Sekalinya keluar dari mulutku, untuk ngelanjutinnya tiba-tiba aku go speechless gitu aja.

Mungkin ya, ini mungkin. Sebenernya dengan aku ga ngomong panjang lebar tentang perasaan aku ke kamu sekarang, kamu udah tau semua. Karena aku udah ngungkapin secara implisit selama ini dan aku tau banget kamu itu punya sisi melankolis dan perasa. Mungkin juga itu yang nyebabin kamu sekarang bersikap dingin.

Aku tau perasaan ini ga mungkin kamu bales. Aku yang harus ikhlas akan perasaan ini. Aku harus bisa ga berharap kamu bisa bales care dan cinta aku. Cuma, ya butuh waktu. Jujur sampe sekarang ini pun aku masih berharap kamu bales perasaan aku. Aku masih belum bisa terima kenyataan kalo kamu ga mungkin bisa aku milikin. Mulutku bisa aja bilang aku ikhlas perasaan ini ga terbalaskan dan aku bakal move on, tapi hati aku ngga. Sampe saat ini belum bisa.

Itu aja sih yang aku pengen bilang sama kamu lewat pesan ini. Aku ga mungkin bilang ini semua ke kamu secara langsung, ga kuat. Ngetik sih gampang, semua hasrat terpendam meluap.

Andai kamu bisa baca post yang aku buat ini. Hahaha, itu ga mungkin. Buat bales chat-ku aja kamu ga ada waktu, apalagi kalo aku kasih beneran pesan ini ke kamu. Bacanya aja pasti males banget kan ya? Hehehe.

Thank you
-Your Friend-

Jumat, 24 Oktober 2014

SUKA, SAYANG, CINTA

Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan walau bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan kebahagiaanmu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya, maka kau akan bertanya, "Bolehkah aku menemanimu dan bercerita?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya, maka kau akan bertanya,? Bolehkah aku memelukmu?
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya, maka kau akan menggenggam erat tangannya?

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata, "Sudahlah, jangan menangis."
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku."

Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, "Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."

Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus.

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu...

SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela..

Sabtu, 11 Oktober 2014

Mr. Harapanku

Kamu.. Ya! Kamu.. 
Kamu adalah lelaki yang kubanggakan selama ini, dari awal bertemu dan kenal dengan mu. Aku gak nyangka kamu benar-benar menjauh dariku, itu membuat hatiku semakin sakit, seperti ditusuk besi-besi yang panas. Bayangkan betapa sakitnya kan? :')
Kata orang aku terlalu GeeR dengan perasaanku ini, tapi sebenarnya bukan aku! Tapi kamu! Kamulah yang membuat sebuah harapan sehingga aku jatuh cinta kepadamu. Yang dulu aku menganggapmu hanya teman tapi perasaanku berubah ketika kamu memperlakukan ku seperti ratu, perhatianmu bahkan melebihi papa ku sendiri. Salah jika aku mencintaimu? Salah aku menyayangimu? Salah aku membanggakanmu? Salah aku menganggapmu lebih dari teman? Salah? Aku hanya ingin kamu tau perasaan ini, aku hanya ingin kamu peka dengan perasaan dan perhatian ku selama ini.

Aku bukan ingin menarik simpatik orang-orang, aku bukan ingin membuat cemburu atau iri orang karena bisa memilikimu, tapi aku benar-benar punya perasaan lebih dari seorang teman, aku sayang sama kamu..
Aku takut, benar-benar takut kehilangan kamu. Harus bagaimana agar kita kembali berteman seperti dulu? Biarlah ku pendam rasa ini sampai kamu peka bahkan sampai aku mati. Kamu udah membuatku lupa dengan masalalu ku, masa lalu yang pahit. Kamu merubahku menjadi lebih baik lagi, tapi disisi lain kamu pergi jauh, jauh, jauh dan jauh, pergi jauh dari kehidupanku sekarang.
Dulu sekolah adalah hal yang paling kutunggu, karena apa? Ya karena aku akan bertemu dengan mu, bertegur sapa dan sebagainya. Tapi sekarang menginjakkan kaki ku ke gerbang sekolah pun terasa malas, aku tau aku gak akan bisa bertegur sapa dan bercanda lagi dengan mu. Kecil sudah harapan ku, sangat kecil, aku mundur! Ini mungkin yang harus aku lakukan, tapi aku mundur bukan berarti rasa sayangku ini akan hilang, jutsru aku hanya ingin membuat kamu mengerti perasaan ku ini, aku capek kode-kode kamu lagi.
Aku maunya kamu sadar sendiri, bukan karena teman atau apapun tapi karena kamu peka. Aku ingin sekali mengungkapkan ini, aku sudah tak tahan lagi, sepanjang doa aku hanya berdoa tentang mu. Mengungkapkan perasaan ini memang sangat sulit, aku wanita tolong mengertilah. Aku hanya ingin satu permintaan, aku ingin kamu tau rasa sayangku ini lebih dan melebihi rasa sayangku kepada diriku sendiri. Aku ingin teriak dengan sepuasnya bahwa aku sayang sama kamu! Terkesan lebay kalau aku yang memulai duluan.
Dari awal pertemuan hingga akhir bertatap mata, aku bagaikan melayang di udara, terakhir kali aku menatapmu kamu seperti menganggap ku sampah.
Tuhan, apakah aku salah mencintainya? Salah jika aku berharap lebih? Salahkah? Jawab Tuhan!! :')
Bahkan temanku sudah muak karena aku selalu menyebut namamu, kamu perlu tau saat aku sedih maupun senang yang ku ingat ya cuma kamu! Fikiran ku dipenuhi dengan kamu. Aku bodoh! Sangat bodoh karena terlalu berharap sama kamu, aku malu! Bodoh! Aku hanya menunggu sesuatu yang tak jelas, yang hanya mempermainkan ku, yang hanya menganggap tidak lebih dari teman.
Ada waktu yang tepat aku akan mengungkapkan ini semua ke kamu, dan saat itu aku akan perlahan jauh jauh jauh dan menjauh dari kehidupan mu...
Aku janji tak akan muncul lagi di depan mu. I'm Promise :")

Rabu, 08 Oktober 2014

Dad, I Miss You....

Malam ini, udara terasa sangat dingin, menusuk-nusuk sampai ketulang. Hujan deras seakan tiada henti, membuat suara riuh diatas atap ini. Aku mendengarkan lagu-lagu sendu. musik dan suara air hujan berpadu menjadi satu, membuat telinga nyaman namun pilu dihati menyeruak. Semakin malam, hujan semakin lebat, aku duduk dekat jendela, mengamati air yang turun dengan derasnya. Jantung ini berdebar semakin kencang, dada terasa sesak seiring aku menahan air mata ini…

Aku menyambar hpku, secepat kilat aku membuka media dan membuka file-file foto, aku tekan huruf ‘A’ lalu muncullah fotomu, Abah. Hanya satu foto yang ada dihape ini, hanya itu yang dapat memberiku gambaran akan wajahmu, walaupun foto itu tidak terlalu jelas, namun itu benar-benar dapat mengobati pilu ini.

Aku mulai memaksa otakku untuk kembali mengingat masa kecil dulu, untuk menggali lebih dalam kebersamaan kita,Papa. Namun otakku seakan beku, tidak ada satupun gambaran tentangmu diotak ini. Semakin aku coba, air mata ini semakin deras, aku tidak dapat membuka memori antara aku dan Papaku, kaya udah kedelete semua. Aku kembali pandangi fotomu, kuliat senyum tipis diwajahmu, aku men-zoom fotomu, mengamati setiap detail difoto itu, namun wajahku seakan mendidih setiap kali aku mencoba untuk berhenti mengeluarkan air mata. Rasanya saat itu juga aku ingin mendengar suaramu, memelukmu seerat-eratnya, mencium tanganmu, dan ingin sekali rasanya dipangku olehmu.

Aku gak bisa nangis kenceng-kenceng, aku harus bisa nahan emosi ini, aku gak mau membangunkan seantero keluarga ini. Namun semakin kutahan, luka ini seakan semakin dalam menyayat hati. Kembali aku pandangi foto itu, aku cium layar hpku, berharap rasa rindu untuk papa bisa terobati dan berharap beliau juga merasakan hal yang sama setiap kali rasa rindu itu membuncah seakan mau meledak.

Senin, 06 Oktober 2014

Secret Admirer

Dari awal pertama kali masuk sekolah itu, aku merasa bakalan berada di neraka.. Tapi melihat kehadiranmu pertama kali dikelas, itu membuat suasana kelas berubah termasuk hatiku. Kamu sosok orang yang pandai bergaul, semua kelas suka denganmu. Aku sering memperhatikanmu dari kejauhan. Aku gak pernah cerita apapun tentang perasaanku ke kamu sama orang terdekatku karena aku yakin temanku pasti mengejekku, aku pendam perasaanku sampai saat ini.
Aku bahkan gak tau sampai kapan perasaan ini akan hilang.. Yang terpenting adalah apakah kamu juga menyayangiku? Aku gak mungkin memulai duluan, aku malu. Seandainya Tuhan membukakan mata hatimu, pasti aku tak akan menderita seperti ini. 
Berkali-kali aku mimpi kamu, sampai suatu saat mimpi aku itu kita jadian. Kamu tau? Aku gak senang memimpikan itu! Justru kalau aku ingat mimpi itu hanya air mata yang mengalir, karena itu hanya membuat ku sakit. Dalam hati "aku ingin itu bukanlah mimpi tapi nyata!"
Aku berharap kamu bisa ada disaat aku sedih maupun senang. Bahkan sekedar menatap matamu pun aku tak sanggup! Mimpi itu membuatku sakit, seakan kita memang tak akan pernah bersatu, padahal aku berharap kamu itu jadi milikku. Aku makin susah melupakan perasaan ini. Apa yang harus kulakukan? Aku bingung.
Aku yakin kamu cuma menganggap ku tak lebih seorang teman. Caramu memperlakukanku sama seperti memperlakukan temanmu yang lain. Aku ingin jadi wanita yang special, wanita yang wajib kamu jaga.
Apakah aku salah menyayangi mu? Aku melihatmu dari kejauhan saja cukup senang apa lagi bisa bertatap langsung berdua..  Mungkin aku akan pendam ini selamanya, sampai aku punya anak, cucu, cicit dan cocot!!!!!
Biarlah kamu kujadikan pemeran utama disebuah dongeng yang nantinya akan ku ceritakan kepada anak-anakku...

Jumat, 03 Oktober 2014

DIAM-DIAM SUKA

Tepat malam itu, aku memandang langit yang hanya terlihat 2/4 bintang saja, sepi bukan? Rasanya seperti itulah perasaan dihati ini.
            Kita dekat, ya dekat. Bahkan hampir tiap hari ini kita selalu bertemu, namun mengapa aku merasa jauh darimu? Mengapa kamu selalu menatapku dengan aneh? Ada apa dengan kita? Ada apa dengan hatimu? Tolong beritahu aku.....
            Untuk kesekian kalinya aku menulis blog tentangmu. Aku hanya menulis dan memendam  perasaan ini, hanya bisa diam saat didepanmu. Kita dekat, sulit bagiku untuk menghilangkan rasa yang bercampur aduk ini darimu. Sulit dipercaya jika aku harus terus memendam perasaan ini sampai aku mati. Bisakah kita bertatapan dan berbicara empat mata? Bisakah kita seperti pasangan yang lain? Aku selalu berharap kamu punya rasa yang sama sepertiku, berharap kamu ada disampingku, menghapus air mataku dan memelukku disaat aku terpuruk.... Aku malu untuk memulai suatu percakapan yang serius, aku gengsi untuk memulainya darimana. Karena aku perempuan yang tugasnya hanya menunggu...
            Malam ini angin bertiup dengan kencangnya.... bisakah kamu merasakan sesuatu? Ya.. merasakan kalau aku rindu padamu. Setiap dering hape berbunyi aku harap itu pesan kecil darimu, walau hanya bertanya “kamu lagi ngapain?” yaa.. itu saja sudah membuat ku terlambung sampai langit ketujuh. Tapi sayang, itu hanya harapan semataku saja. Sesakit inikah memendam? Sesakit inikah mencintaimu diam-diam? Tolong beri aku satu alasan dan jawaban dari sekian banyak pertanyaanku.  Jujur, aku selalu mencuri-curi pandangan kepadamu, rasanya melihat wajahmu aku merasa tenang. Aku selalu memikirkanmu, selalu mengingatmu, selalu mengharapkanmu... apa mungkin ini hanya perasaanku saja? Aku selalu berdoa dan berharap kamu menjadi milikku. Aku memang tidak cantik tapi percayalah aku bisa membuatmu bahagia, aku hanya ingin kamu selalu tersenyum saat bersamaku. Banyak yang bilang bahwa aku yang terlalu berharap, apa iya?
            Harus berapa kalimat lagi yang harus aku ungkapkan? Aku hanya berharap kamu baca ini, aku yakin kamu pasti tau siapa yang kumaksudkan dari tulisan aku. Bukalah hatimu, izinkan aku memasukinya. Pikiranku kacau tak menentu, ada rasa gelisah, takut, sedih dan bahagia. Belum terlalu dekat saja aku sudah merasa takut kehilangamu. Aku tulus menyayangimu dari awal masuk ke sekolah itu namun aku hanya gengsi untuk mengungkapkannya. Sadarlah, lihat aku! Pasti kamu bakalan tau perasaanku ini, karena dari tatapan saja semua orang pasti sudah bisa menafsirkan perasaan. Aku selalu membayangkan wajahmu diatas langit itu.. bahkan yang lucunya aku pernah nangis gara-gara kamu, yang dikira temenku penyakit aku kumat hehe.. itu karena aku takut jujur kalau aku sedang menangisi kamu. Aku ingin kita benar-benar menjadi satu pasangan bukan hanya sekedar teman saja. Aku tak tau darimana awal aku suka dan dari sisi mana aku menyayangimu, tapi mungkin ini jalan tuhan. Tuhan menyuruhku untuk menyayangimu.
            Mendengar kamu lg dekat dengan wanita lain saja, fikiranku terguncang entah seperti apa. Setahun lamanya aku memendam semua ini, aku sering mengeluh tapi entah mengapa aku tetap saja tak bisa melupakanmu. Bisa terbayang dong gimana rasanya diam-diam suka? Pura-pura tak suka, pura-pura tak ada apa-apa.. bahkan yang paling mirisnya pura-pura tersenyum saat kamu lg dekat dengan wanita lain. Ingin sekali ku ungkapkan semua tentang perasaanku kepadamu, sambil teriak dan menahan tangis “AKU SUKA! SAYANG! DAN CINTA KAMU ITU DARI DULU PERTAMA MASUK SEKOLAH INI BODOH!!!!!” tapi mungkin kamu akan pergi dan meninggalkanku dan menjauh dariku. Itu sebabnya aku memendam semua ini....
            Aku bukan penulis yang mahir menuliskan kata-kata romantis tapi aku hanya mengungkap isi hati yang seharusnya ku ungkapkan kepada kamu bukan di blog ini, tapi ya begitulah mungkin karena aku terlalu gengsi dan takut kamu akan menjauh. Ya, lebih baik aku memendam ini daripada kehilangan kamu selamanya...............................................................................................

Jumat, 26 September 2014

Doa Malamku Untukmu Yang Sedang Singgah Di Hati

Ya Allah…
Jika dia baik untukku, baik untuk keluargaku..Jadikanlah dia imamku

Ya Allah..
Jika dia yang mampu membahagiakanku dunia dan akhirat janganlah Engkau jauhkan dia dariku…

Ya Allah…
Jika dialah yang dapat membawa aku ke jalanMu, satukanlah hati kami sampai akhirat..

Ya Allah..
Jika aku adalah rusuk kirinya, jadikanlah aku pelengkap dirinya, pendamping paling setia, wanita yang dia cinta, isteri yang dia banggakan dan ibu terbaik untuk zuriat-zuriat kami.

Ya Allah..
HambaMu yang jahil ini meminta, ya Allah. Berikanlah dia kebahagiaan, kesehatan, rezeki serta kasih sayang Mu. Andai telah tertulis dia bukan untukku, karuniakanlah dia seseorang yang baik untuknya, dan bahagiakanlah mereka , ya Allah.

Ya Allah…
Aku tidak tahu sampai kapan aku mencintainya. Juga bagaimana untuk berhenti menyayanginya. Telah aku coba melupakan tapi bayangannya tetap ada.

Ya Allah..
Karena kelemahan dan kekuranganku, aku serahkan semuanya padaMu. Jika mencintainya inilah, yang terbaik untukku, ridhailah. Semoga cinta ini adalah karenaMu, ya Allah. Semoga cinta ini membawa aku dekat denganMu. Dan semoga cinta sesama insan ini menyadarkan aku untuk selalu mengisi hati ini dengan cinta terdalam padaMu dan kekasihMu.

Senin, 22 September 2014

AKU YANG DIA SEMBUNYIKAN

Aku tak pernah bebas mencintai dia. Dia lebih suka kucintai secara diam-diam. Dia lebih suka kucintai tanpa harus ada banyak orang yang tahu. Itulah kita, dengan kemesraan yang kami sembunyikan, dengan sapaan sayang yang tak pernah terdengar di muka umum. Seringkali, ada rasa sakit yang menyelinap secara nyata dalam “kerahasiaan” ini, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, aku tak pernah mampu melawan dia yang tetap saja mengatakan sayang meskipun aku selalu dia sembunyikan.

Kami memang terlihat seakan-akan tak memiliki hubungan khusus, kami memang seringkali terlihat seakan-akan tak punya perasaan apa-apa. Padahal, saat kami hanya berdua, perasaan itu membuncah dengan liarnya, rasa cinta itu mengalir dengan derasnya. Tak ada orang lain yang tahu bahwa kami telah bersama, karena dia selalu berpendapat bahwa suatu hubungan memang tak butuh publikasi berlebihan. Tapi, menurutku, ini bukan hanya sekadar pubikasi yang dia ceritakan, nyatanya aku benar-benar disembunyikan, nyatanya saat dia bersama teman-temannya, aku seakan-akan tak pernah ada didekatnya, aku diperlakukannya seperti orang lain. Ada rasa sakit yang sebenarnya diam-diam menyiksaku, tapi aku masih sulit memutuskan tindakan yang harus kulakukan.
Memang, di depannya aku tak pernah mempermasalahkan pengabaiannya, tapi justru tindakan itulah yang membuatku tersiksa di belakangnya. Aku memang bahagia saat bersamanya, tapi apa gunannya kalau dia hanya sanggup untuk menyembunyikanku? Aku memang merasa hangat jika dalam peluknya, tapi apa gunanya jika pelukan itu semu dan tak bisa terus menghangatkanku? Aku terpaksa menunggu dihubungi lebih dulu, jadi dia akan datang padaku ketika dia hanya membutuhkanku? Padahal aku merindukannya, padahal aku ingin menghubunginya lebih dulu.
Aku seringkali merasa bukan seseorang yang penting dalam hidupnya, karena memang dia jarang memperlakukanku layaknya orang penting dalam hidupnya, padahal aku selalu menganggap dirinya penting dalam hidupku, bahwa sebagian diriku ada bersamanya. Lupakan makan malam romantis, lupakan gandengan tangan yang manis, lupakan boneka yang tersenyum dengan bengis, dia memang tak seromantis pria-pria lainnya, dia memang selalu lupa untuk memperlakukanku layaknya wanita. Mungkin, aku sudah terbiasa disakiti olehnya. Mungkin, perasaanku buta akan cinta sesungguhnya, sehingga perlakuan yang menyakitkan pun tetap kuanggap sebagai perlakuan yang membahagiakanku.
Dia bahkan tak mempertegas status kita. Seringkali aku bertanya, inikah cinta yang kucari jika dia hanya bisa menyakiti? Inikah dunia yang kuharapkan jika aku merasa frustasi?  Inikah hubungan yang akan membahagiakanku jika dia tak pernah menganggapku ada dan nyata?

Apakah ini saatnya untuk melanjutkan, atau berhenti di tengah jalan?

Minggu, 21 September 2014

Mamah.... Maafin aku yah.... Aku sayang Mama & Papa :*


Malam ini aku bingunggg…… banget……….. Bagaimana tidak.. Salahku pada mama dah banyakkk banget… Aku yang sering modus ke mama dan sering bohongin mama… Yang otomatis mama ngga tau aku nglakuin itu. Sebenernya aku pengin nyritain ini semua ke mama,, bilang jujur dari hati ke hati. Tapi aku masih belum punya keberanian. Aku bingung harus nyritain ini semua ke siapa. Jadi malam ini kuberanikan diri menceritakan ke sahabatku saja, Komar… Dia baik banget ke aku.. Hmm…Dulu, belum lama aku melakukan ini…. Dulu aku sering bolos ngaji. Aku ijin ke mama pamit mau berangkat… tappi nyatanya ngga sampe tempat ngaji,, aku malah nongkrong ma temen.. Biasalahh aku kan punya geng. Kami sering nongkrong bareng. Waktu ini aku ngga ngaji malah main sama mereka,, malem-malem… Bakaran singkong…. Apalagi singkongnya ngambil ngga minta ijin,, tapii yaa… emang siapa aja boleh sih ngambil sama pemiliknya…. Waktu itu seruu banget…ngga kepikiran sampe dosa. Rasanya pengin nangisss kalo inget kejadian itu… Terus inget lagi tuhpas malem nuzulul qur’an,, kami harusnnya tadarussan bersama… ehh malah kabur lagi…. Nongkrong lagi,, pokoknya kalo belum nongkrong ya belum puas…. Parahnya kami memilih atap masjid untung tongkrongan… Iya padahal kami tahu dibawah lagi buat tadarusan… Ya Allah…. Dah ngga bisa kehitung lagi dosaku ya… Bulan ramadhan bukannya nyari pahala sebanyak-banyaknya malah maksiatan… Huhu….. Mama………. Beneran aku pengin nyritain ini ke mama secara langsung.. Malam ini dah sepi, adikku dah pada tidur.. mama masih nonton tv… Aku pengin banget keluar kamar,, kemudian memeluk mama…. Terus nangis dipangkuannya…. Sekarang aku kelas 9, aku mau berubah… Aku mau jadi anak baik.. Biar besok UN bisa dapat nilai memuaskan,, dan bisa masuk SMA favorit.  Makannya aku pengin minta maaf ke mama mulai sekarang….. Oh iya… inget lagi tuhh pas aku kelas 8… Aku juga pernah bohongin mama… waktu itu aku sok sibuk banget, sok banyak tugas… Kalo hari minggu pasti berangkat kesekolah… Padahal ya disekolah ngga ngerjain tugas… Malah main,, jajan…. Hvffttt….. Padahal waktu itu mamaku lagi sibuk N repot-repotnya,, terus adikku juga lagi sakit… Tanpa aku sadar aku malah seneng-seneng diluar… Aku emnag dah error banget,,, mungkin kalo aku ngga berubah dari sekarang bisa-bisa masa depanku suram… hiiii aku ngga mau…. Pokoknya kau harus minta maaf kemama,, apalagi mamaku sayanggg N perhatiann banget ke aku. Berani ngga berani hurus berani.. Toh ridha Allah ada pada orang tua… Aku ngga mau jadi anak durhaka,,, ngga mau………..