Welcome
Sabtu, 22 November 2014
Aku + Kamu = bukan (Kita)
Sabtu, 15 November 2014
Kenapa aku selalu salah, Ma?
Dear mama,
Sebenarnya aku tidak mau menulis semua ini di sini, aku lelah
dengan semua ini, aku hanya ingin diam. Aku tidak punya seorang pun yang
bisa kuajak curhat panjang lebar mengenai perasaan di dalam hatiku.
Bukan karena aku tidak punya teman, tetapi karena sifatku yang tertutup,
aku merasa tidak nyaman bila aku harus bercerita pada orang lain dengan
detail apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, tentang pendapatku,
atau bahkan tentang penilaianku pada orang lain. Aku lebih suka
menyimpan segalanya sendiri. Aku juga tidak suka mengumbar
kejelekan-kejelekan/aib keluarga sendiri pada orang lain. Rasanya sakit
dan tertekan bila harus membicarakan keburukan keluarga di hadapan orang
lain. Itu seperti menelanjangi diri sendiri kan, ma? Tetapi mengapa
mama dengan mudahnya mengumbar dan menceritakan segala hal buruk hingga
sedetail-detailnya pada orang lain. Mama tega menjelek-jelekkan anak
sendiri di depan orang lain. Ohh, sakit hatiku mendengar itu semua.
Rasanya semua anak di dunia ini tidak mengharapkan akan dijelek-jelekkan
oleh orang tuanya sendiri, apalagi di hadapan orang lain.
Seburuk-buruknya seorang anak tentulah orang tua akan selalu menyayangi,
memuji, dan bangga pada anaknya. Tapi tidak dengan yang terjadi padaku.
Sebelumnya aku minta maaf karena selama hidupku belum pernah sekalipun aku memberikan sesuatu yang berarti untuk membalas semua pengorbanan mama dalam melahirkan dan membesarkan aku. Bahkan aku selalu mengecewakan dan membebani mama. Aku adalah anak yang paling tidak berguna diantara adik-adikku, ya kan, ma. Aku adalah anak yang paling tidak berharga di mata mama. Mungkin memandangku saja mama muak. Tapi aku menyayangi mama, aku mencintai mama. Walau seperti apapun mama memperlakukan aku, aku tetap menyayangi mama. Aku tidak bisa memilih sendiri orang tuaku kan, ma. Aku juga tidak bisa meminta untuk tidak dilahirkan ke dunia ini kan, ma. Toh, sesusah-susahnya hidupku, sesengsara-sengsaranya hidupku aku tetap harus menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku. Aku tetaplah anak yang mama lahirkan, aku tetap anak yang mama besarkan, aku tetap kakak dari adik-adikku, ya kan, ma.
Ma, selama ini aku selalu diam. Mama marah denganku, aku diam. Mama menjelek-jelekkan aku ke seluruh dunia pun aku diam. Mama selalu tidak menghargai apapun yang kulakukan aku diam. Mama menginjak-injak harga diriku aku diam. Mama memandangku dengan sebelah mata aku diam. Mama melecehkan akupun aku diam. Aku diam karena aku menyadari bahwa posisiku sebagai anak yang tidak bisa membantah pada orang tua. Aku tidak boleh melawan pada orang tuaku. Tetapi dalam hatiku aku menangis. Aku merasa sedih sekali. Aku sedih kenapa aku tidak berguna untuk mama, aku sedih karena aku selalu membuat mama susah, aku sedih kenapa aku dilahirkan ke dunia ini kalau aku hanya membuat mamaku susah. Pernah aku menyesal telah lahir ke dunia, pernah aku menyesal menjadi anak mama. Pernah aku menyesal karena aku HIDUP! Aku pernah SELALU INGIN MATI!
Kini ketika aku melewati masa-masa remajaku, ku akui aku selalu membantah dan melawan perkataan dan nasehat mama. Aku selalu menjawab setiap mama memarahi aku. Tetapi dengan berjalannya waktu aku semakin mengerti kata-kata mama. “Bila dimarahi aku harus diam, bila dinasehati aku harus diam, apapun perkataan orang tua, salah atau benar orang tua aku harus diam, tidak boleh membantah atau menjawab”. Dan semakin aku besar aku menerapkan semua itu kan, ma. Aku selalu diam, mau apapun yang mama lakukan padaku, salah atau benar aku selalu diam kan, ma. Malah adik-adikku hingga kini yang selalu membantah setiap dinasehati oleh mama. Mereka selalu melawan perkataan mama. Tetapi…kenapa tetap aku selalu salah di mata mama?
Sebelumnya aku minta maaf karena selama hidupku belum pernah sekalipun aku memberikan sesuatu yang berarti untuk membalas semua pengorbanan mama dalam melahirkan dan membesarkan aku. Bahkan aku selalu mengecewakan dan membebani mama. Aku adalah anak yang paling tidak berguna diantara adik-adikku, ya kan, ma. Aku adalah anak yang paling tidak berharga di mata mama. Mungkin memandangku saja mama muak. Tapi aku menyayangi mama, aku mencintai mama. Walau seperti apapun mama memperlakukan aku, aku tetap menyayangi mama. Aku tidak bisa memilih sendiri orang tuaku kan, ma. Aku juga tidak bisa meminta untuk tidak dilahirkan ke dunia ini kan, ma. Toh, sesusah-susahnya hidupku, sesengsara-sengsaranya hidupku aku tetap harus menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku. Aku tetaplah anak yang mama lahirkan, aku tetap anak yang mama besarkan, aku tetap kakak dari adik-adikku, ya kan, ma.
Ma, selama ini aku selalu diam. Mama marah denganku, aku diam. Mama menjelek-jelekkan aku ke seluruh dunia pun aku diam. Mama selalu tidak menghargai apapun yang kulakukan aku diam. Mama menginjak-injak harga diriku aku diam. Mama memandangku dengan sebelah mata aku diam. Mama melecehkan akupun aku diam. Aku diam karena aku menyadari bahwa posisiku sebagai anak yang tidak bisa membantah pada orang tua. Aku tidak boleh melawan pada orang tuaku. Tetapi dalam hatiku aku menangis. Aku merasa sedih sekali. Aku sedih kenapa aku tidak berguna untuk mama, aku sedih karena aku selalu membuat mama susah, aku sedih kenapa aku dilahirkan ke dunia ini kalau aku hanya membuat mamaku susah. Pernah aku menyesal telah lahir ke dunia, pernah aku menyesal menjadi anak mama. Pernah aku menyesal karena aku HIDUP! Aku pernah SELALU INGIN MATI!
Kini ketika aku melewati masa-masa remajaku, ku akui aku selalu membantah dan melawan perkataan dan nasehat mama. Aku selalu menjawab setiap mama memarahi aku. Tetapi dengan berjalannya waktu aku semakin mengerti kata-kata mama. “Bila dimarahi aku harus diam, bila dinasehati aku harus diam, apapun perkataan orang tua, salah atau benar orang tua aku harus diam, tidak boleh membantah atau menjawab”. Dan semakin aku besar aku menerapkan semua itu kan, ma. Aku selalu diam, mau apapun yang mama lakukan padaku, salah atau benar aku selalu diam kan, ma. Malah adik-adikku hingga kini yang selalu membantah setiap dinasehati oleh mama. Mereka selalu melawan perkataan mama. Tetapi…kenapa tetap aku selalu salah di mata mama?
-INDAH-
Sabtu, 08 November 2014
Aku Kangen & Butuh Kamu Sayang
Apa kamu lupa sayang? Aku sayang kamu, masih sayang banget sama kamu..
Baik-baik ya sayang sama dia, jangan nakal, jangan mainin dia, kan kamu
sendiri yang milih dia... Jadi jangan sia-siain dia ya sayangku {}
Sayang, Kenyas, Gendut, Miring.... Boleh ya aku kangenin kalian, boleh ya? Plis.. Aku kangen sama kalian, aku sayang sama kamu dan kalian. Aku tau sayang kamu nggak lagi disini, kamu bukan buat aku, kamu uda bahagia sama dia, tapi bolehkan aku inget tentang kita yang dulu...
Sayang kamu udah makan belum? Udah sholat belum? Jangan lupa sholat ya sayang, jaga kesehatan, jangan suka tidur malem-malem nggak baik buat kesehatanmu... Sayang apa ini yang kamu rasain dulu say? Sayang maafin aku yah dulu pernah giniin kamu, Sayang aku tahu sekarang sakitnya.. Sayang aku minta maaf :'(
Sayang, Kenyas, Gendut, Miring.... Boleh ya aku kangenin kalian, boleh ya? Plis.. Aku kangen sama kalian, aku sayang sama kamu dan kalian. Aku tau sayang kamu nggak lagi disini, kamu bukan buat aku, kamu uda bahagia sama dia, tapi bolehkan aku inget tentang kita yang dulu...
Sayang kamu udah makan belum? Udah sholat belum? Jangan lupa sholat ya sayang, jaga kesehatan, jangan suka tidur malem-malem nggak baik buat kesehatanmu... Sayang apa ini yang kamu rasain dulu say? Sayang maafin aku yah dulu pernah giniin kamu, Sayang aku tahu sekarang sakitnya.. Sayang aku minta maaf :'(
Sayang ternyata seneng yah kalo tahu seseorang buat status itu khusus
buat satu orang, sayang makasih ya selalu buat status buat aku..
Walaupun itu dulu aku seneeeeeeeng banget bisa baca dan kenang itu saat
ini. Aku tahu sekarang statusmu bukan lagi untukku, sakit say.. Sakit
banget, tapi aku bisa apa? Aku pernah sakitin kamu lebih parah dari ini
mungkin. Sayang maafin aku, maafin aku say. Sayang boleh ya aku inget-inget dan kenang kita yang dulu, boleh ya sayang...
Sayang sakit ya rasanya berdiri, jalan, bahkan berlari tanpa kamu di
samping aku, sakit ya say...Sayang aku rindu waktu kamu ingetin aku buat
belajar, istirahat, fokus UN, offline facebook, dan lainnya.. aku kangen kamu...
Sayang kamu bahagia kan sama dia? Sayang kamu senengkan sama dia? Sayang dia lebih baik kan dari aku? Sayang terus senyum ya, aku nggak mau lagi kamu nangis... Cukup aku yang buat kamu sengsara.
Sayang kalau aku nggak bisa tanpa kamu, aku harus gimana? Sayang aku harus lakuin apa biar aku bisa kuat tanpa kamu? Sayang aku capek berakting tegar... Sayang apa bahumu masih untukku? Atau sudah bukan lagi? Sayang apa aku kau perbolehkan untuk menaruh kepala ini di bahu itu? Aku lelah berdiri sendiri tanpamu, aku lelah berjalan dan hadapi semua ini sendiri. Aku lelah sayang...
Sayang kamu bahagia kan sama dia? Sayang kamu senengkan sama dia? Sayang dia lebih baik kan dari aku? Sayang terus senyum ya, aku nggak mau lagi kamu nangis... Cukup aku yang buat kamu sengsara.
Sayang kalau aku nggak bisa tanpa kamu, aku harus gimana? Sayang aku harus lakuin apa biar aku bisa kuat tanpa kamu? Sayang aku capek berakting tegar... Sayang apa bahumu masih untukku? Atau sudah bukan lagi? Sayang apa aku kau perbolehkan untuk menaruh kepala ini di bahu itu? Aku lelah berdiri sendiri tanpamu, aku lelah berjalan dan hadapi semua ini sendiri. Aku lelah sayang...
Sayang kamu harus janji satu hal ke aku.. Kamu harus sukses dan jadi
seorang dokter yah, seperti cita-citamu say.. Aamiin.... Sayang aku sayang kamu, aku sayang kamu sayang
sayang dan selalu sayang kamu...
Apa kamu inget aku disini? Sayang maaf aku lancang harusnya aku tahu kamu sudah bersama yang lain, yang lebih baik dari aku. Maaf aku masih terlalu mengharapkanmu, maaf aku masih sayang dan menaruh harapan itu..
Sayang ini nggak mudah buat aku, semua ini nggak mudah say.. Aku butuh kamu, tapi kamu bahagia dengannya. Ya mungkin ini karma ku...
Aku sayang kamu, aku masih disini menunggumu pulang.. Temukan jalan pulang ya sayang, aku bantu kamu dengan doa..
Apa kamu inget aku disini? Sayang maaf aku lancang harusnya aku tahu kamu sudah bersama yang lain, yang lebih baik dari aku. Maaf aku masih terlalu mengharapkanmu, maaf aku masih sayang dan menaruh harapan itu..
Sayang ini nggak mudah buat aku, semua ini nggak mudah say.. Aku butuh kamu, tapi kamu bahagia dengannya. Ya mungkin ini karma ku...
Aku sayang kamu, aku masih disini menunggumu pulang.. Temukan jalan pulang ya sayang, aku bantu kamu dengan doa..
Tapi sayang... Kalau memang kamu lebih bahagia dengan dia, aku yang akan
terima, aku akan mencoba berdiri, berjalan, dan berlari tetap bersamamu
disini, di hatiku.
Tersenyumlah sayang, aku ikhlas dengan semua ini.. maaf kasar, aku hanya berharap kamu berfikir aku baik-baik saja..
Bahagialah dengannya, meski aku akan terluka aku mendukung kebahagiaanmu. Kamu selalu pantas untuk bahagia. Dan kamu selalu dapatkan tempat disini.. Di hatiku.
Tersenyumlah sayang, aku ikhlas dengan semua ini.. maaf kasar, aku hanya berharap kamu berfikir aku baik-baik saja..
Bahagialah dengannya, meski aku akan terluka aku mendukung kebahagiaanmu. Kamu selalu pantas untuk bahagia. Dan kamu selalu dapatkan tempat disini.. Di hatiku.
Jumat, 07 November 2014
Remidi oh remidi
Remidi, remidi, kamu beken banget sih.
Pagi
ini sebelum aku menghadap laptop, ngerjain soal matematika dulu. Aku keinget besok aku ada remidi biologi, buru-buru deh aku nyelesaiin PR Matematika dan meninggalkan laptopku sebentar..hhe
Dulu
aku sering meratapi nasib, kok ya aku langganan remidi sih? Dulu waktu
SD nggak pernah, SMP..sering.ckckck. merasa aku ini kok ya bodo
banget....padahal temen-temen yang senasib banyak. Tapi, orang-orang
bijak berkata, remidi itu bukan berarti kamu bodoh, itu menandakan kamu
perlu belajar lagi, biar lebih mudeng…SETUJU. Prinsip itu aku genggam
terus walaupun aku kadang galau kalau remidi…apalagi lihat temen yang
nggak. kayaknya aku juga udah belajar, tapi kok nilainya masih dibawah
KKM…
Remidi
bukan sesuatu yang buruk. Satu hal yang baru saja aku pikirkan dan itu
sebuah hikmah, kenapa kok nilaiku bisa jelek gitu? Kalau di rumah
latihan soal bisa-bisa aja tuh. Gimana nggak, my room is my heaven. Aku
sangat nyaman belajar di kamar, ngerjain soal, plus nggak dikejar-kejar
waktu. Nah, kalau pas ujian, aku sering banget gugup dan panikan,
apalagi kalau kalau jawabannya nggak ketemu-ketemu. Mendadak blank,
rumusnya rontok. Padahal soalnya sebenernya bisa aku kerjain. Tadi, aku
ngerjain soal yang kemarin aku pikir ribet..ternyata simple dan cuma
memakan waktu 1 menit karena aku rileks…waaaa..nyesel berat. Coba kalau
soal itu bener, minimal nialaiku bisa pas KKM. Bener kata temen aku,
“aku usahain selain teliti, nggak panic.” So, besok kalau ujian, TO, atau
semacamnya, akan kucoba buat lebih rileks. Bisa nggak ya aku kaya
ngerasa ngerjain di kamarku? Semoga. Yep, teori yang oke, tinggal aku
harus mempraktekkan. Doakan saya teman.
Ada
lagi. Kemarin aku habis curhat sama temenku yang lagi sedih juga
gara-gara remidinya banyak. Walaupun sedih, dia masih bilang ginil
“kadang aku ngedong kalau habis remidi.” Walaupun ulangan sudah berlalu,
nggak apa-apa kan ngedong setelah remidi. Ilmu kan dipakai nggak cuma
pas ulangan.
Terus,
hikmah yang lain apa ya? seperti yang udah aku ceritain, solidaritas.
Hehehe…remidi kan bikin rame. Meningkatkan kekompakan anak-anak kelas.
yang pinter ngajari yang belum ngerti.
Sensasi
remidi itu seru. Nggak remidi, nggak gaul. Itu seni dari anak
sekolahan,walaupun buat guru sebel. Tapi kan jadi punya cerita, ya
nggak? Besok kalau udah sukses dan ada reuni, ada cerita,” ini kan waktu
kita remidi seangkatan..ya kan,kamu dulu gini..aku gitu….”
Remidi
nggak jelek kok, tapi kita tetep harus berusaha maksimal biar nilainya
tuntas loh. Nah kalau ternyata remidi, ya seperti aku bilang, hanya
perlu belajar lagi…aku bilang begitu bukan berarti udah nggak galauan,
tapi menenangkan dan menasehati diri sendiri. :P
Semangat teman, kita pasti bisa kok.
Kamis, 06 November 2014
Oh~ Bahasa Indonesia...
Aku lahir dan besar di Indonesia. Kata pertama yang ku-ucapkan
dalam hidup pun berbahasa Indonesia. Dan sampai sekarang aku terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia.
Aku percaya pada ucapan orang-orang besar, jika tidak ada orang bodoh
di dunia ini. Aku percaya itu, walau pun aku sering mempertanyakan
kebenaran atas ucapan penuh makna itu.
Sejak SD hingga sekarang aku terbiasa dengan pelajaran bahasa
indonesia. Dan semua guru yang mengajariku bahasa indonesia, termasuk
guru favorit diantara para pelajar, termasuk diriku.
Aku menyukai sastra. Aku suka membaca dan aku pun suka menulis. Dan
semua itu menggunakan bahasa Indonesia. Bukankah aku dekat dan bisa
dibilang suka terhadap bahasa indonesia?
Tapi sayang, kisah baik belum pernah ada diantara aku dan bahasa
indonesia. Dulu di masa SD, diantara ketiga mapel UN, nilai terjelek
selalu dipegang bahasa Indonesia. Begitu juga saat pelajaran biasa aku di SMP.
Hingga kini, aku bersekolah di SMP Negeri 3 Kebumen. Takdir buruk selalu
mengikutiku dan menjadi penengah antara aku dan bahasa Indonesia. Setiap
ulangan bahasa Indonesia sudah jelas aku ada dalam daftar anak-anak
yang remidi.
Jika diingat-ingat, aku selalu mengumpulkan tugas bahasa Indonesia,
bahkan terkadang aku orang pertama yang mengumpulkan tugas. Aku selalu
bersemangat ketika guru meminta menulis puisi, artikel, paragraf atau
apa pun itu.
Tetapi karna kehadiran takdir buruk itu, nilaiku tidak pernah lolos
rata-rata. Pernah sekali aku tidak ikut remidi bahasa Indonesia, dan itu
kali pertamanya ketika aku di SMP. Ketidak-remidian-ku bukan
diakibatkan takdir baik, tapi karna aku dan kelompok madingku menang
lomba.
Tetapi takdir buruk itu tidak pernah mematahkan rasa suka-ku terhadap
sastra. Bukan berarti aku hanya pasrah atas kehadiran takdir buruk itu.
Setidaknya aku pernah berusaha dan akan terus berusaha.
Selasa, 04 November 2014
Sujudku di Sepertiga Malam
Terkadang aku merasa pesimis menghadapi tantangan di depan mataku. Saat
melewati fase ini pikiranku hanya terfokus bagaimana agar rintangan ini
dapat aku lalui dengan selamat. Aku tidak lagi pusing memikirkan hasil
yang harus aku peroleh. Aku hanya ingin pikiranku dapat kembali tenang
setelah beberapa waktu lamanya tidak bisa kuistirahatkan karena
memikirkan permasalahan ini. Kurebahkan tubuhku sekedar melupakannya.
Namun ketika aku bangun di pagi hari permasalahan itu kembali
terngiang-ngiang di pikiranku. Rasanya pikiranku sudah mentok untuk
mencari jalan keluar.
Kucoba memohon dan berdoa kepada Allah disetiap sholatku. Namun tak kunjung aku dapatkan penyelesaiannya. Aku frustasi dan menganggap Allah tidak adil memberiku kemampuan yang sangat terbatas dibandingkan orang lain. Namun hal itu justru membuatku semakin frustasi. Perlahan-lahan aku mencoba untuk mendekati Allah di sepertiga malam. Aku memohon ketenangan di dalam hati agar aku dapat menerima petunjukNya. Kulakukan pendekatan ini lebih banyak dan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya yang telah kulewati. Aku merasa semakin menikmati waktu-waktu sepertiga malam. Sebelum aku mulai memikirkan permasalahanku kusempatkan untuk bersujud dan menyebut namaNya yang terasa indah di hatiku.
Tak pernah aku duga, tiba-tiba saja ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya terasa mencekik leherku. Kutelusuri jalan itu hingga akhirnya akupun menyelesaikannya. Ya Allah, syukurku hanya terucap untukMu. Engkau tidak pernah membiarkan umatMu sendiri dalam menghadapi permasalahannya selama mereka memohon pertolongan dariMu.
Saat ini rasanya ada yang kurang kalau aku tidak sempat bangun di sepertiga malam untuk mengucapkan namaNya dan bersujud kepadaNya. Alhamdulillah, Allah hampir selalu memenuhi permintaanku. Ya Rahman Ya Rahim
Kucoba memohon dan berdoa kepada Allah disetiap sholatku. Namun tak kunjung aku dapatkan penyelesaiannya. Aku frustasi dan menganggap Allah tidak adil memberiku kemampuan yang sangat terbatas dibandingkan orang lain. Namun hal itu justru membuatku semakin frustasi. Perlahan-lahan aku mencoba untuk mendekati Allah di sepertiga malam. Aku memohon ketenangan di dalam hati agar aku dapat menerima petunjukNya. Kulakukan pendekatan ini lebih banyak dan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya yang telah kulewati. Aku merasa semakin menikmati waktu-waktu sepertiga malam. Sebelum aku mulai memikirkan permasalahanku kusempatkan untuk bersujud dan menyebut namaNya yang terasa indah di hatiku.
Tak pernah aku duga, tiba-tiba saja ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya terasa mencekik leherku. Kutelusuri jalan itu hingga akhirnya akupun menyelesaikannya. Ya Allah, syukurku hanya terucap untukMu. Engkau tidak pernah membiarkan umatMu sendiri dalam menghadapi permasalahannya selama mereka memohon pertolongan dariMu.
Saat ini rasanya ada yang kurang kalau aku tidak sempat bangun di sepertiga malam untuk mengucapkan namaNya dan bersujud kepadaNya. Alhamdulillah, Allah hampir selalu memenuhi permintaanku. Ya Rahman Ya Rahim
Langganan:
Postingan (Atom)