Welcome

Welcome

Sabtu, 22 November 2014

Aku + Kamu = bukan (Kita)

Aku juga mau bisa twitteran sama kamu, candaan sama kamu, tiduran dibahu kamu tanpa harus merasa awkward. Aku pengen semuanya normal gak ditutupin gini, aku sayang kamu loh, sayang banget, harus berapa kali aku ungkapin perasaan aku?

Klimaksnya galau ya jam segini, jam jam kentang gini. Pas semua orang di RU lagi sayang-sayangan sama pacarnya, yang ditwitter lagi mention-mentionan sama someone specialnya. Nah aku? Aku engga, cuma bisa bolak balik stalk twitter kamu, mantengin RU, pengen jadi orang pertama yang tau status kamu. Dan hasilnya nihil. Yang ada kamu malah twitteran sama cewek lain, status gak muncul-muncul yang adala malah ‘blablabla’s’. Nama cewek yang kamu sayang, bukan aku.

Aku kangen kamu. Kangen banget. Kangen pas kamu manggil aku sayang. Treat me like a princess. I miss those moments. Kangen pas aku masih bisa natap kamu, kangen kamu yang selalu mau dengerin curhatku, kangen pas aku masih bisa mentionan sama kamu di Twitter, kangen pas aku masih bisa koment-komentnan distatus FB, kangen pas aku masih bisa ngerasain milikin hati kamu walau untuk sementara. Bukan selamanya…

Aku bener-bener down sekarang. Aku butuh kamu. Aku kangen kamu. Aku pengen peluk kamu lagi, pengen banget. Aku pengen kamu ada disamping aku sekarang juga. Aku pengen denger suara kamu. Aku pengen dijagain sama kamu. Aku pengen jadi orang pertama yang kasih kamu obat waktu kamu sakit. Aku pengen ada kamu pas aku mau nutup mata dan kembali buka mata buat esoknya. Aku mau kamu. Cuma kamu.

Mungkin kamu bisa bilang aku egois. Tapi aku egois karena aku takut bakal ada orang yang bisa lebih bahagiain kamu dibanding aku. Aku takut kamu bakal pergi jauh banget karena jujur ya sekarang kamu udah jauh banget. Aku tau aku bukan siapa-siapa kamu dari awal, kita cuma temen yang saling sayang tapi buatku kamu lebih dari sekedar temen, lebih mendekati pacar yang gak bakal pernah bisa aku miliki seutuhnya karena dari awal kamu udah terikat sama dia. 

Perasaan ini bener-bener bikin aku gila. Benerbener bikin aku ga bisa mikir jernih tentang apa yang sebenernya aku lakuin sekarang. Kamu udah kaya racun yang berhasil ngeracunin hati dan otak aku. Sekarang semua hal serba kamu, kamu, kamu dan kamu. Tapi aku yakin, dikamu gak pernah ada aku. Walau cuma sepintas. Iyakan?? :’) 

Kalaupun kata ‘kita’ gak akan pernah ada diantara kamu dan aku. Seharusnya dari awal kamu gak buat aku berharap dalam dan gantungin semua rasa cinta aku ke kamu. Tapi dari awal kamu buat kata ‘kita’ itu bakalan terwujud diantara kamu dan aku.


Kamu itu kaya embun, aku bisa liat kamu, aku bisa nyentuh kamu tapi seketika aku sentuh kamu, kamu hilang, mengering dan pergi.

Sampai sekarang aku masih sering nanya ke diri sendiri, apakah kamu pantes buat aku tangisin tiap malem? Apakah kamu pantes buat aku miliki? Apakah kamu pantes buat direbutin? Apa kamu sayang aku sebesar aku sayang kamu? I can totally answer that, no, you will never love me as much as i do.


‘masih banyak ikan dilaut’ kata-kata yang mudah banget diucapin tapi susah banget buat aku terapin di kehidupan aku. Yaaa, kamu, kamu salah satu dari ribuan ikan itu. Aku disuruh cari ikan lain selain kamu. Gak bisa, aku ngerasa kata werewolf yang bisa buat sejenis ikatan bathin ke orang yang bakal dia jaga dan aku ngerasain al sekuat itu dikamu, iya kamu yang nyakitin aku.

You make the word ‘us’ is so special because it seems like going to be happen between you and i but the fact is only 0,0001% that the word will happen between you and i. I am already lose before the battle begin. Im a loser and a coward because im too afraid to ask the clear thing about you and me. Stupid me hahahahahahahaha

Sabtu, 15 November 2014

Kenapa aku selalu salah, Ma?

Dear mama,
 
Sebenarnya aku tidak  mau menulis semua ini di sini, aku lelah dengan semua ini, aku hanya ingin diam. Aku tidak punya seorang pun yang bisa kuajak curhat panjang lebar mengenai perasaan di dalam hatiku. Bukan karena aku tidak punya teman, tetapi karena sifatku yang tertutup, aku merasa tidak nyaman bila aku harus bercerita pada orang lain dengan detail apa yang aku rasakan, apa yang aku pikirkan, tentang pendapatku, atau bahkan tentang penilaianku pada orang lain. Aku lebih suka menyimpan segalanya sendiri. Aku juga tidak suka mengumbar kejelekan-kejelekan/aib keluarga sendiri pada orang lain. Rasanya sakit dan tertekan bila harus membicarakan keburukan keluarga di hadapan orang lain. Itu seperti menelanjangi diri sendiri kan, ma? Tetapi mengapa mama dengan mudahnya mengumbar dan menceritakan segala hal buruk hingga sedetail-detailnya pada orang lain. Mama tega menjelek-jelekkan anak sendiri di depan orang lain. Ohh, sakit hatiku mendengar itu semua. Rasanya semua anak di dunia ini tidak mengharapkan akan dijelek-jelekkan oleh orang tuanya sendiri, apalagi di hadapan orang lain. Seburuk-buruknya seorang anak tentulah orang tua akan selalu menyayangi, memuji, dan bangga pada anaknya. Tapi tidak dengan yang terjadi padaku. 

Sebelumnya aku minta maaf karena selama hidupku belum pernah sekalipun aku memberikan sesuatu yang berarti untuk membalas semua pengorbanan mama dalam melahirkan dan membesarkan aku. Bahkan aku selalu mengecewakan dan membebani mama. Aku adalah anak yang paling tidak berguna diantara adik-adikku, ya kan, ma. Aku adalah anak yang paling tidak berharga di mata mama. Mungkin memandangku saja mama muak. Tapi aku menyayangi mama, aku mencintai mama. Walau seperti apapun mama memperlakukan aku, aku tetap menyayangi mama. Aku tidak bisa memilih sendiri orang tuaku kan, ma. Aku juga tidak bisa meminta untuk tidak dilahirkan ke dunia ini kan, ma. Toh, sesusah-susahnya hidupku, sesengsara-sengsaranya hidupku aku tetap harus menjalani kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku. Aku tetaplah anak yang mama lahirkan, aku tetap anak yang mama besarkan, aku tetap kakak dari adik-adikku, ya kan, ma.

Ma, selama ini aku selalu diam. Mama marah denganku, aku diam. Mama menjelek-jelekkan aku ke seluruh dunia pun aku diam. Mama selalu tidak  menghargai apapun yang kulakukan aku diam. Mama menginjak-injak harga diriku aku diam. Mama memandangku dengan sebelah mata aku diam. Mama melecehkan akupun aku diam. Aku diam karena aku menyadari bahwa posisiku sebagai anak yang tidak bisa membantah pada orang tua. Aku tidak boleh melawan pada orang tuaku. Tetapi dalam hatiku aku menangis. Aku merasa sedih sekali. Aku sedih kenapa aku tidak berguna untuk mama, aku sedih karena aku selalu membuat mama susah, aku sedih kenapa aku dilahirkan ke dunia ini kalau aku hanya membuat mamaku susah. Pernah aku menyesal telah lahir ke dunia, pernah aku menyesal menjadi anak mama. Pernah aku menyesal karena aku HIDUP! Aku pernah SELALU INGIN MATI!

Kini ketika aku melewati masa-masa remajaku, ku akui aku selalu membantah dan melawan perkataan dan nasehat mama. Aku selalu menjawab setiap mama memarahi aku. Tetapi dengan berjalannya waktu aku semakin mengerti kata-kata mama. “Bila dimarahi aku harus diam, bila dinasehati aku harus diam, apapun perkataan orang tua, salah atau benar orang tua aku harus diam, tidak boleh membantah atau menjawab”. Dan semakin aku besar aku menerapkan semua itu kan, ma. Aku selalu diam, mau apapun yang mama lakukan padaku, salah atau benar aku selalu diam kan, ma. Malah adik-adikku hingga kini yang selalu membantah setiap dinasehati oleh mama. Mereka selalu melawan perkataan mama. Tetapi…kenapa tetap aku selalu salah di mata mama?

-INDAH-

Sabtu, 08 November 2014

Aku Kangen & Butuh Kamu Sayang

Apa kamu lupa sayang? Aku sayang kamu, masih sayang banget sama kamu.. Baik-baik ya sayang sama dia, jangan nakal, jangan mainin dia, kan kamu sendiri yang milih dia... Jadi jangan sia-siain dia ya sayangku {}

Sayang, Kenyas, Gendut, Miring.... Boleh ya aku kangenin kalian, boleh ya? Plis.. Aku kangen sama kalian, aku sayang sama kamu dan kalian. Aku tau sayang kamu nggak lagi disini, kamu bukan buat aku, kamu uda bahagia sama dia, tapi bolehkan aku inget tentang kita yang dulu...


Sayang kamu udah makan belum? Udah sholat belum? Jangan lupa sholat ya sayang, jaga kesehatan, jangan suka tidur malem-malem nggak baik buat kesehatanmu... Sayang apa ini yang kamu rasain dulu say? Sayang maafin aku yah dulu pernah giniin kamu, Sayang aku tahu sekarang sakitnya.. Sayang aku minta maaf :'(

Sayang ternyata seneng yah kalo tahu seseorang buat status itu khusus buat satu orang, sayang makasih ya selalu buat status buat aku.. Walaupun itu dulu aku seneeeeeeeng banget bisa baca dan kenang itu saat ini. Aku tahu sekarang statusmu bukan lagi untukku, sakit say.. Sakit banget, tapi aku bisa apa? Aku pernah sakitin kamu lebih parah dari ini mungkin. Sayang maafin aku, maafin aku say. Sayang boleh ya aku inget-inget dan kenang kita yang dulu, boleh ya sayang...

Sayang sakit ya rasanya berdiri, jalan, bahkan berlari tanpa kamu di samping aku, sakit ya say...Sayang aku rindu waktu kamu ingetin aku buat belajar, istirahat, fokus UN, offline facebook, dan lainnya.. aku kangen kamu...

Sayang kamu bahagia kan sama dia? Sayang kamu senengkan sama dia? Sayang dia lebih baik kan dari aku? Sayang terus senyum ya, aku nggak mau lagi kamu nangis... Cukup aku yang buat kamu sengsara.


Sayang kalau aku nggak bisa tanpa kamu, aku harus gimana? Sayang aku harus lakuin apa biar aku bisa kuat tanpa kamu? Sayang aku capek berakting tegar... Sayang apa bahumu masih untukku? Atau sudah bukan lagi? Sayang apa aku kau perbolehkan untuk menaruh kepala ini di bahu itu? Aku lelah berdiri sendiri tanpamu, aku lelah berjalan dan hadapi semua ini sendiri. Aku lelah sayang...

Sayang kamu harus janji satu hal ke aku.. Kamu harus sukses dan jadi seorang dokter yah, seperti cita-citamu say.. Aamiin.... Sayang aku sayang kamu, aku sayang kamu sayang sayang dan selalu sayang kamu...

Apa kamu inget aku disini? Sayang maaf aku lancang harusnya aku tahu kamu sudah bersama yang lain, yang lebih baik dari aku. Maaf aku masih terlalu mengharapkanmu, maaf aku masih sayang dan menaruh harapan itu..


Sayang ini nggak mudah buat aku, semua ini nggak mudah say.. Aku butuh kamu, tapi kamu bahagia dengannya. Ya mungkin ini karma ku...


Aku sayang kamu, aku masih disini menunggumu pulang.. Temukan jalan pulang ya sayang, aku  bantu kamu dengan doa..

Tapi sayang... Kalau memang kamu lebih bahagia dengan dia, aku yang akan terima, aku akan mencoba berdiri, berjalan, dan berlari tetap bersamamu disini, di hatiku.

Tersenyumlah sayang, aku ikhlas dengan semua ini.. maaf kasar, aku hanya berharap kamu berfikir aku baik-baik saja..

Bahagialah dengannya, meski aku akan terluka aku mendukung kebahagiaanmu. Kamu selalu pantas untuk bahagia. Dan kamu selalu dapatkan tempat disini.. Di hatiku.

Jumat, 07 November 2014

Remidi oh remidi


Remidi, remidi, kamu beken banget sih.

Pagi ini sebelum aku menghadap laptop, ngerjain soal matematika dulu.  Aku keinget besok aku ada remidi biologi, buru-buru deh aku nyelesaiin PR Matematika dan meninggalkan laptopku sebentar..hhe

Dulu aku sering meratapi nasib, kok ya aku langganan remidi sih? Dulu waktu SD  nggak pernah, SMP..sering.ckckck. merasa aku ini kok ya bodo banget....padahal temen-temen yang senasib banyak. Tapi, orang-orang bijak berkata, remidi itu bukan berarti kamu bodoh, itu menandakan kamu perlu belajar lagi, biar lebih mudeng…SETUJU. Prinsip itu aku genggam terus walaupun aku kadang galau kalau remidi…apalagi lihat temen yang nggak. kayaknya aku juga udah belajar, tapi kok nilainya masih dibawah KKM…

Remidi bukan sesuatu yang buruk. Satu hal yang baru saja aku pikirkan dan itu sebuah hikmah, kenapa kok nilaiku bisa jelek gitu? Kalau di rumah latihan soal bisa-bisa aja tuh. Gimana nggak, my room is my heaven. Aku sangat nyaman belajar di kamar, ngerjain soal, plus nggak dikejar-kejar waktu. Nah, kalau pas ujian, aku sering banget gugup dan panikan, apalagi kalau kalau jawabannya nggak ketemu-ketemu. Mendadak blank, rumusnya rontok. Padahal soalnya sebenernya bisa aku kerjain. Tadi, aku ngerjain soal yang kemarin aku pikir ribet..ternyata simple dan cuma memakan waktu 1 menit karena aku rileks…waaaa..nyesel berat. Coba kalau soal itu bener, minimal nialaiku bisa pas KKM.  Bener kata temen aku, “aku usahain selain teliti, nggak panic.” So, besok kalau ujian, TO, atau semacamnya, akan kucoba buat lebih rileks. Bisa nggak ya aku kaya ngerasa ngerjain di kamarku? Semoga. Yep, teori yang oke, tinggal aku harus mempraktekkan. Doakan saya teman.

Ada lagi. Kemarin aku habis curhat sama temenku yang lagi sedih juga gara-gara remidinya banyak. Walaupun sedih, dia masih bilang ginil “kadang aku ngedong kalau habis remidi.” Walaupun ulangan sudah berlalu, nggak apa-apa kan ngedong setelah remidi. Ilmu kan dipakai nggak cuma pas ulangan.

Terus, hikmah yang lain apa ya? seperti yang udah aku ceritain, solidaritas. Hehehe…remidi kan bikin rame. Meningkatkan kekompakan anak-anak kelas. yang pinter ngajari yang belum ngerti.

Sensasi remidi itu seru. Nggak remidi, nggak gaul. Itu seni dari anak sekolahan,walaupun buat guru sebel. Tapi kan jadi punya cerita, ya nggak? Besok kalau udah sukses dan ada reuni, ada  cerita,” ini kan waktu kita remidi seangkatan..ya kan,kamu dulu gini..aku gitu….” 

Remidi nggak jelek kok, tapi  kita tetep harus berusaha maksimal biar nilainya tuntas loh. Nah kalau ternyata remidi, ya seperti aku bilang, hanya perlu belajar lagi…aku bilang begitu bukan berarti udah nggak galauan, tapi menenangkan dan menasehati diri sendiri. :P 

Semangat teman, kita pasti bisa kok.

Kamis, 06 November 2014

Oh~ Bahasa Indonesia...

Aku lahir dan besar di Indonesia. Kata pertama yang ku-ucapkan dalam hidup pun berbahasa Indonesia. Dan sampai sekarang aku terbiasa menggunakan bahasa Indonesia. 

Aku percaya pada ucapan orang-orang besar, jika tidak ada orang bodoh di dunia ini. Aku percaya itu, walau pun aku sering mempertanyakan kebenaran atas ucapan penuh makna itu.

Sejak SD  hingga sekarang aku terbiasa dengan pelajaran bahasa indonesia. Dan semua guru yang mengajariku bahasa indonesia, termasuk guru favorit diantara para pelajar, termasuk diriku.

Aku menyukai sastra. Aku suka membaca dan aku pun suka menulis. Dan semua itu menggunakan bahasa Indonesia. Bukankah aku dekat dan bisa dibilang suka terhadap bahasa indonesia?

Tapi sayang, kisah baik belum pernah ada diantara aku dan bahasa indonesia. Dulu di masa SD, diantara ketiga mapel UN, nilai terjelek selalu dipegang bahasa Indonesia. Begitu juga saat pelajaran biasa aku di SMP.

Hingga kini, aku bersekolah di SMP Negeri 3 Kebumen. Takdir buruk selalu mengikutiku dan menjadi penengah antara aku dan bahasa Indonesia. Setiap ulangan bahasa Indonesia sudah jelas aku ada dalam daftar anak-anak yang remidi.

Jika diingat-ingat, aku selalu mengumpulkan tugas bahasa Indonesia, bahkan terkadang aku orang pertama yang mengumpulkan tugas. Aku selalu bersemangat ketika guru meminta menulis puisi, artikel, paragraf atau apa pun itu.

Tetapi karna kehadiran takdir buruk itu, nilaiku tidak pernah lolos rata-rata. Pernah sekali aku tidak ikut remidi bahasa Indonesia, dan itu kali pertamanya ketika aku di SMP. Ketidak-remidian-ku bukan diakibatkan takdir baik, tapi karna aku dan kelompok madingku menang lomba.

Tetapi takdir buruk itu tidak pernah mematahkan rasa suka-ku terhadap sastra. Bukan berarti aku hanya pasrah atas kehadiran takdir buruk itu. Setidaknya aku pernah berusaha dan akan terus berusaha.

Selasa, 04 November 2014

Sujudku di Sepertiga Malam

Terkadang aku merasa pesimis menghadapi tantangan di depan mataku. Saat melewati fase ini pikiranku hanya terfokus bagaimana agar rintangan ini dapat aku lalui dengan selamat. Aku tidak lagi pusing memikirkan hasil yang harus aku peroleh. Aku hanya ingin pikiranku dapat kembali tenang setelah beberapa waktu lamanya tidak bisa kuistirahatkan karena memikirkan permasalahan ini. Kurebahkan tubuhku sekedar melupakannya. Namun ketika aku bangun di pagi hari permasalahan itu kembali terngiang-ngiang di pikiranku. Rasanya pikiranku sudah mentok untuk mencari jalan keluar.

Kucoba memohon dan berdoa kepada Allah disetiap sholatku. Namun tak kunjung aku dapatkan penyelesaiannya. Aku frustasi dan menganggap Allah tidak adil memberiku kemampuan yang sangat terbatas dibandingkan orang lain. Namun hal itu justru membuatku semakin frustasi. Perlahan-lahan aku mencoba untuk mendekati Allah di sepertiga malam. Aku memohon ketenangan di dalam hati agar aku dapat menerima petunjukNya. Kulakukan pendekatan ini lebih banyak dan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya yang telah kulewati. Aku merasa semakin menikmati waktu-waktu sepertiga malam. Sebelum aku mulai memikirkan permasalahanku kusempatkan untuk bersujud dan menyebut namaNya yang terasa indah di hatiku.

Tak pernah aku duga, tiba-tiba saja ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya terasa mencekik leherku. Kutelusuri jalan itu hingga akhirnya akupun menyelesaikannya. Ya Allah, syukurku hanya terucap untukMu. Engkau tidak pernah membiarkan umatMu sendiri dalam menghadapi permasalahannya selama mereka memohon pertolongan dariMu.

Saat ini rasanya ada yang kurang kalau aku tidak sempat bangun di sepertiga malam untuk mengucapkan namaNya dan bersujud kepadaNya. Alhamdulillah, Allah hampir selalu memenuhi permintaanku. Ya Rahman Ya Rahim