Welcome

Welcome

Minggu, 12 Juli 2015

MANUSIA HARI INI

"Ibu, ketika anak-anakmu t’lah beranjak dari pangkuanmu, tak lagi meminta gendong, pun menggelendot manja terhadapmu, maka lepaskanlah, relakanlah. Jangan pula secuilpun khawatir kau singkap untuknya. Tiada guna kau memegang kendali atas dirinya lagi. S’bab yang kau lakukan hanya ‘kan melambatkan langkahnya. Ikhlaskan putra-putrimu pergi, menjauh darimu. Mereka tengah menempa diri, mencari kebaikan setelah sekian lama berada di dalam asuhan. Bekali saja dengan dua hal yang dibutuhkan: doa dan restu darimu. Niscaya ‘kan mengamankannya sepanjang kembara."
                                                             ***
Demikianlah yang ingin kusampaikan kepada ibundaku yang begitu mengasihiku. Aku ingin pergi jauh darinya, agar tak terlampau lama bergantung padanya yang kian renta. Menempa diri agar menjadi sosok berarti. Meski sesungguhnya aku tak tahu apakah ini keputusan yang tepat atau sekadar mengikuti laku emosi belaka. Dan, akan pergi ke mana aku? Kepada siapa yang menjadi tujuanku? Wahai, esok hari, kabarkan kepadaku apa yang kucari. Sampaikan pula apa saja yang ‘kan terjadi nanti. Tolong aku…

Seandaianya aku menuruti keinginan ini, apakah nantinya aku ‘kan berhasil? Apakah aku mampu menggapai puncak karier? Apakah aku akan bahagia dengan pilihanku? Apakah aku akan… ah, bagaimana bila… bila malah gagal, jatuh miskin, kerap sakit, ditipu orang? Tak mampu kumeneruskan lebih panjang lagi.

Siapa yang tahu akan jadi apa aku esok hari? ‘Ku ‘kan hanya sampai pada sebuah harapan dan doa. Karena aku manusia hari ini. Aku hanya memiliki hari ini. Kemarin sudah lepas bukan milikku lagi dan tidak boleh disesali. Sementara esok hari masih belum pantas kumiliki. Masih berselubung misteri. Pada akhirnya, hanya sampailah pada keinginan. Selanjutnya adalah penyerahan diri saja.

Aku tak mampu menerawang masa depan. Berencana pun acapkali menjumpai ketidakselarasan. Karena aku tak tahu akan kenyataan hari esok dan masa depan, jadikanku terjebak ke dalam pintu yang salah. Begitu seterusnya hingga nanti kutemukan pintu-pintu yang tepat untuk dimasuki.
Ya, karena aku hanya manusia hari ini. Kewenanganku hanya sampai di sini. Tidak boleh menjangkau yang bukan jatahku. Aku hanya bisa menyambut masa depan… yang senyatanya aku sendiri tak pernah tahu wujudnya macam apa, bagaimana, hingga benar-benar menjadi kenyataan. Baik-buruk musti kuterima.

Minggu, 29 Maret 2015

NgeBLOG, Apa Asyiknya?

Siapa yang bilang asyik??

Bagi saya ngeblog itu...... ada enak ada enggaknya, tergantung pandangan blogger masing-masing. Yang jelas ngeBLOG 'MEMAKSA' saya untuk menulis. APa enaknya dipaksa? Karena punya blog otomatis saya harus menulis. Apa artinya blog tanpa tulisan? Atau, sayang kan kalo ngeblognya aktif tapi blognya terkesan mati. Postingnya sebulan sekali, sukanya jalan-jalan (blogwalking).

Terus apa yang harus ditulis?

Asyiknya ngeblog itu karena kita bisa menulis apa yang kita suka. Iya, Apapun! Fungsinya miriplah kaya tong sampah, kita bisa membuang segala uneg-uneg, keluh-kesah, curhat, atau sekedar sharing tentang impian dan harapan, tentang kehidupan, pengetahuan dan pengalaman. Apapun itu, bermanfaat atau engga sama sekali bukan urusan coy, yang penting dari blog itu kita tulis, tulis, tulis, dan publish, publish, publish.

Entah yang dipublish itu harga jengkol, ngrumpi diwarteg, nostalgia masa tua.. eh masa TK maksudnya, pokoknya apapun. Dan hebatnya lagi tulisan kita dapat dibaca oleh orang seluruh duniaaa.... Asiiikk kan,.?? Huahaha....

Ngeblog itu ngga perlu banyak modal, terlebih sekarang ini sudah banyak platform yang menyediakan layanan blogging gratis, tinggal menyesuaikan sikon aja. Apalagi kenal gretongan, semua gratis tinggal eksis dan modal narsis. Ekhemm malah ngeblog bisa mendatangkan uang. Wew, soal ini saya bukab ahlinya. Pernah sih baca-baca cara mendatangkan dollar dari ngeblog, tapi ngga ada magnetnya. So, kesampingkan aja dulu yea...

Selain itu kita bisa kenalan sama blogger-blogger keren dan unyu-unyu dari segala jenis macam makhluk hidupmulai dari jamn batu sampai jaman ufo. Liat aja tuh template-template dan gaya tiap blooger, ada yang jadul, kaku, menggebu, sampai yang bergaya sok hi tek gitu deh...

Tentunya kita dapet teman baru dan wawasan. berbagai info, opini, dsb bisa didapat lewat ngeblog. Apalagi kalo asik blogwalking, bisa menyita dan lupa waktu. Ngga kasian yaa sama battery yang low tetep aja dipaksain ngenet dan ngecharger.. Bahkan mungkin lupa makan, SMS selingkuhan punikut terabaikan. ugh..kebangetan!

Belus selesai sampai disini, jika ada blog tetangga yang mengena, menarik perhatian, dan kebetulan mood lagi bagus, beh..bisa diskusi serius... (baca: sambil ngomel). Koment puanjaaaaaangg buangeed, endingnya bingung sendiri,,,, (???) Hey, tadi rencana mau posting jadi ketunda gara-gara asik blogwalking dan idenya dikeluarin semua. Duh!

Jadi, kalo ditanya apa asiknya ngeblog?

Banyak banget, kita bisa imajinasi liar sesuka hati. Bisa show off alamat blog kita sebagai identidas didunia maya, daripada kasih alamat FB atau Twitter yang daftar timelinenya ngga penting-penting amat. Blog kan kedengerannya lebih keren gitu....

Iya kan sobat blogger???





Happy Blogging!!

Jumat, 27 Maret 2015

ARTI HIDUP

Terjadi hari indah dimana aku telah dilahirkan di dunia ini dengan wajah tak berdosa dan suara nyaring. Semua orang merangkulku dengan penuh persaan bahagia dan kasih sayang. Namun sayang semua itu terasa sangat singkat dan tidak ku rasakan lagi setelah aku beranjak dewasa. Aku merasakan kesendirian di setiap detik yang ku lewati, tak pernah ada hal menarik yang ku alami setiap hari aktifitas yang ku lakukan hanya itu-itu saja dan orang-orang semakin menjauh. Aku mulai menemukan titik jenuh dalam menjalani hidup, dan tersirat di pikiran untuk apa berusaha hidup sukses jika tidak ada seorang pun yang mendukungku. Aku mencoba untuk melangkah tanpa memperdulikan orang-orang yang tidak mau peduli terhadapku, tetapi semua itu terasa semakin berat dan jenuh dan mulai bersikap masa bodo. Keadaan seperti ini membuatku menjelma menjadi orang yang dingin dan rentan terhadap masalah salah paham, lama-lama orang yang berada disekitarku satu persatu pergi dan merasa tidak nyaman berada disampingku. Aku hanya bias terdiam melihat orang-orang yang pergi dari sisiku, karena aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan kekuranganku ini. Melihat mereka pergi aku merasa hidup ini semakin rumit dan terasa tidak berarti lagi.

Namun ketika ku mulai putus asa dan tidak menemukan lagi semangat hidup, seseorang datang mengulurkan tangannya dan merangkulku. Dia mengajarkanku akan berharganya kasih sayang dan pentingnya memanfaatkan hidup sehingga sejak saat itu ku mulai mersakan hembusan angin yang sejuk dan aliran air yang bergemuruh yang sebelumnya tak pernah ku sadari keindahannya. Sebelumnya aku merasa seperti hidup di pulau terpencil yang tidak ada penghuninya. Jalanku mulai terbuka lebar dan semangatku meningkat 90 derajat menyadari bahwa masih ada orang yang dikirim Tuhan untuk menjadi penunjuk jalanku yang suram. Sejak saat itu aku menyadari bahwa Tuhan masih bersamaku dan tidak pernah melupakanku, dan aku sangat bersyukur atas anugerah yang telah ia berikan terhadapku. Sekarang aku menyadari bahwa setiap kisah selalu berakhir dengan kebahagiaan jika dijalani dengan baik.

Sabtu, 31 Januari 2015

Bukan Salahmu



Untuk gadisku yang mudah terharu dan menangis,

      Saat kamu memutuskan pergi dari hidupku, aku tak bisa memikirkan apa yang selanjutnya akan membuatku semangat menjalani yang sudah kubangun sampai hari ini. Tak ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu, selain kata maaf karena telah membawamu berlari sejauh dan selelah ini.
      Cuaca Kebumen yang sering hujan akhir-akhir ini membawaku pada kenangan-kenangan percakapan kita. Aku belum pernah menemukan perempuan dengan suara setulus kamu, kamu membuatku tergoda dengan segala percakapan kita dipenghujung malam, dan kamu berhasil membuatku berbohong agar aku tidak pernah kehilangan kamu. Ini bukan salahmu, salahku yang dari awal tak mengaku bahwa aku telah memiliki kekasih. Salahku yang terlalu cepat tertarik pada pesonamu sehingga aku melakukan segala cara agar kamu tetap ingin menghabiskan hari-harimu bersamaku, agar perkenalan ini berusia panjang hingga pertemuan kembali tiba. Kamu berhasil menumbuhkan rasa penasaranku, kamu berhasil membuatku kembali merasakan debaran aneh karena jatuh cinta, dan kamu kembali mengingatkanku pada rasa kehilangan karena terlalu mencintai.
      Pagi itu, aku kembali mengingat kita dulu, aku membaca ulang tulisan hasil ketikan jemari lentikmu dari berbagai situs sosial media tentang semua apa saja percakapan kita dulu. Entah mengapa, mungkin ini konyol tapi semua hal yang kulakukan selalu memaksaku untuk mengingatmu. Kamu pernah menjadi bagian hari-hariku. Bahkan setiap malam, sebelum tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu. Tawa kecilmu, kecupan berbentuk tulisan, dan canda kita selalu membuatku tersenyum diam-diam. Ketika kita saling menemani saat malam tiba, jujur saja aku memang merasa lelah dan kantuk saat itu, mungkin kau merasakan hal yang sama denganku, namun rasanya sayang jika moment itu kulewatkan begitu saja, jadi aku memilih menahan tidak tidur hanya untuk bersamamu walau hanya lewat tulisan, walau akhirnya kita berpisah karena kita memang harus istirahat, lagipula tak baik bila anak gadis seusiamu begadang, begitu kan kataku selalu? Kau tau? Kita punya hobi yang sama, begadang untuk menyelesaikan karya-karya kita, aku menggambar desain dan kamu menulis cerita.
       Gadis kecilku yang pemalu, aku menyesal pernah membuatmu terluka. Aku menyesal jika telah membuatmu jatuh cinta. Kalau kamu mau tau, perasaan sakit yang kurasakan juga sama menderitanya denganmu. Salahku yang mencintaimu justru ketika aku telah memiliki kekasih, salahku yang menggenggam tanganmu untuk pelan-pelan memasuki duniaku, dan masih salahku karena selama ini tak berusaha jujur padamu. Ketakutan-ketakutan baru telah menghantuiku, aku tau rasa sakitmu semakin berlipat ketika perasaan sayang yang kutulis di sosial media saat itu ternyata bukan untukmu. Sejujurnya akulah yang tau sebenarnya, bukan kau yang ingin melanjutkan semua. Aku yang terlalu keras kepala ketika tak ingin melepasmu meskipun telah ada dia dalam pelukku.
      Adikku yang suara tawanya selalu menenangkanku, bahkan aku menyimpulkan kamu jauh lebih dewasa daripada kekasihku, meskipun umurmu jauh lebih muda dari dia. Tak ada kata lain selain maaf, aku sebenarnya sudah muak dengannya, itulah yang ingin agar kau tau. Aku lelah dengan pertengkaran kami, lelah dengan sikapnya yang tidak dewasa, dan aku ingin menjauh dari segala sikap posesifnya. Aku membenci sikapya dan saat itu kau hadir menyuguhkan perhatian tulus, pengertian yang luar biasa, dan sikap dewasa perempuan yang aku rindukan. Aku sangat mencintaimu, tapi aku tak bisa meninggalkan dia untukmu. Seperti yang telah kamu tau, terlalu banyak hal yang telah kucuri darinya, perhatiannya, rasa cintanya, bulan-bulan penuh kepedihan kerena jarakku dan jaraknya yang jauh. Kalau harus jujur siapa yang paling kucintai, aku tidak ragu untuk memilihmu. Aku mencintaimu, namun kita tidak bertemu diwaktu yang tepat. Seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin lebih dulu berkenalan denganmu, dan aku akan menolak perkenalanku dengan kekasihku yang sekarang. Jika aku bisa mengulang waktu, aku tidak akan berbohong mengenai status hubunganku dengan kekasihku, agar kita bisa jadi sahabat, setidaknya aku bisa tetap dekat denganmu meskipun tidak bisa memilikimu, aku akan memohon pada Tuhan akan tidak membuat pergi secepat ini.
      Aku turut menyesali perasaanku yang mudah luluh karena kehadiranmu. Kamu membawa sesuatu yang ajaib sehingga aku kembali menemukan semangat hidupku, namun ketika kau pergi aku seakan tak lagi punya alasan untuk kembali menjalani hari-hari. Aku kembali pada rutinitas menyebalkan, kembali pada kekasihku yang sama menyebalkan, dan yang paling menyedihkan adalah harus kehilangan kamu. Aku bukan pria yang mudah bilang rindu, tapi aku ingin mengaku bahwa selama beberapa hari ini aku sangat merindukanmu. Aku sangat mencintaimu, Ndu. Bahkan ketika kau pergi tanpa lambaian tangan.


Dari Masmu,
yang masih tak bisa melupakanmu.